ASKEB KEHAMILAN
“Anatomi
fisiologi organ reproduksi wanita
Konspsi
Pertumbuhan
janin”
Disusun
oleh :
Dewi
Nurinda 17150047
Kelas A. 14. 2
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
D3
KEBIDANAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
2017/2018
A. Anatomi
fisiologi organ reproduksi wanita
Dibedakana
menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.
a. Organ
reproduksi dalam terdiri dari :
1. Vagina
merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar.
Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga
sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara.
2. Vulva
merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian
yaitu :
a. Labia
mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di bagian luas dan membatasi
vulva.
b. Labia
minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan membatasi
vulva.
3. Terdapat
klitoris pada bagian atas labia mayora dan minora.
4. Terdapat
dua saluran yaitu saluran uretra dan saluran kemih.
b. Organ
reproduksi dalam terdiri dari :
1. Ovarium
merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga
perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan
sel ovum dan hormon wanita seperti :
a. Estrogen
yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga
membantu dalam prosers pematangan sel ovum.
b. Progesterone
yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan.
2. Fimbriae
merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium
berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum
yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium.
3. Fundibulum
merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan
dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh
fimbriae.
4. Tuba
fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai
tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia
pada dindingnya.
5. Oviduct
merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai
tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia
pada dindingnya.
6. Uterus
merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah pir dengan
bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe
uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk
satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :
a. Perimetrium
yaitu lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus.
b. Miometrium
yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan
relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.
B. Konsepsi
Konsepsi
disebut juga dengan fertilisasi atau pembuahan. Pengertian konsepsi adalah
peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dan sperma.
Peristiwa
konsepsi terjadi di ampula tuba. Pada hari ke 11-14 terjadi ovulasi dari siklus
menstruasi normal. Ovulasi adalah peristiwa matangnya sel telur sehingga siap
untuk dibuahi.
Pada
saat coitus, 3-5 cc semen yang ditumpahkan ke dalam forniks posterior, dengan
jumlah spermatozoon sekitar 200-500 juta. Gerakan sperma dari serviks terus
melintasi uterus menuju tuba falopi. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur
akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan
dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah
dibuahi oleh sperma akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi
bakal janin (embrio). Gerakan sperma di dalam rongga uterus dan tuba disebabkan
oleh kontraksi otot-otot pada organ tersebut.
Spermatozoa
yang dapat melintasi zona pellusida dan masuk ke dalam vitellus pada saat
fertilisasi hanya satu. Pada keadaan normal, sel tubuh mempunyai 46 buah
kromosom, masing-masing ovum dan sperma memiliki 23 kromosom terdiri dari 22
kromosom tubuh (autosom) dan 1 kromosom seks. Kedua inti akan menyatu pada saat
fertilisasi, sehingga ovum memiliki 46 kromosom, bersatunya sel sperma dan sel
telur membentuk zigote.
Zigot
akan mengalami pembelahan sekitar 30 jam pasca konsepsi. Proses pembelahan
menjadi 2 sel disebut blastomer. Blastomer akan berjalan menuju uterus dan
terus melakukan pembelahan menjadi 4 sel, kemudian membelah lagi menjadi 8 sel
dan akhirnya zigot menjadi 12-16 blastomer yang menyerupai buah murbai yang
disebut morula. Perjalanan zigot hingga memasuki kavum uteri memerlukan waktu
sekitar 3 hari.
C. Pertumbuhan
Janin
Kehidupan
janin di dalam rahim ibu (intrauterus) dibagi menjadi tiga fase
pertumbuhan
yaitu fase germinal, embrional dan fetus (janin) :
1. Fase
Germinal
Berlangsung
pada waktu 10 -14 hari setelah pembuahan. Zigot (hasil
pembuahan)
berkembang cepat 72 jam setelah pembuahan, membelah diri
menjadi
32 sel dan sehari kemudian sudah 72 sel. Pembelahan ini berlangsung terus
sampai menjadi 800 milyar sel atau lebih, dan dari sinilah manusia tumbuh berkembang.
Dalam
fase germinal ini terbentuklah saluran yang menempel pada uterus
yang
dicapai selama 3-4 hari yang kemudian berubah bentuk menjadi
“blastocyst“
yang terapung bebas dalam uterus selama satu atau dua hari.
Beberapa
sel sekitar pinggiran blastocyst membentuk piringan embrionik
(embryonic
disk) merupakan massa sel yang tebal dan dari sinilah bayi akan
tumbuh.
Massa ini mengalami deferensiasi menjadi tiga lapisan, bagian atas
yaitu
ektoderm, bagian bawah endoderm dan lapisan tengah mesoderm.
a. Ektoderm
Lapisan
ini nantinya akan membentuk lapisan kulit luar, kuku, rambut gigi,
organ
perasa dan system syaraf termasuk otak dan sumsum tulang belakang.
b. Endoderm
Lapisan
bagian bawah ini akan membentuk system pencernaan, hati,
pancreas,
kelenjar ludah, system pernafasan.
c. Mesoderm
Lapisan
tengah (mesoderm) merupakan lapisan yang akan berkembang dan
berdeferensiasi
menjadi lapisan kulit bagian dalam, urat daging, kerangka,
sistem
ekskresi dan system sirkulasi.
Bagian
lain dari blastocyst tumbuh menjadi plasenta, tali pusat dan kantong empedu.
Pada masa ini pula yaitu pada usia embrio 4 minggu, embrio mengeluarkan hormone
yang menyebabkan berhentinya siklus haid ibu.
2. Fase
Embrional
Berkembang
mulai pada 2 – 8 minggu setelah pembuahan. Selama fase ini system pernafasan,
pencernaan, system syaraf dan tubuh tumbuh dan berkembang cepat. Pada periode
pertumbuhan embrional ini sangatlah peka terhadap pengaruh lingkungannya.
Keadaan tidak normal atau cacat pada waktu lahir dapat terjadi karena adanya
gangguan pada masa kandungan tiga bulan pertama. Selama periode pertumbuhan
embrio terjadi pembelahan sel, dan relative lebih cepat dari periode lainnya.
Pertumbuhan embrio yang cepat tersebut menunjukkan kebutuhan oksigen dan zat
gizi tinggi untuk setiap unit massa embrio. Hal ini menyebabkan embrio sensitif
terhadap perubahan suplai gizi dan oksigen. Pada saat ketersediaan oksigen menurun
atau kekurangan zat gizi tertentu dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan yang
permanen.
3. Fase
Fetus (Janin)
Berkembang
delapan minggu setelah pembuahan. Sel tulang pertama mulai tumbuh dan embrio
menjadi janin. Dari periode ini sampai saat kelahiran bentuk tubuh makin
sempurna, bagian-bagian tubuh tumbuh dengan laju yang berbeda-beda dan janin
sendiri tumbuh memanjang sampai kira-kira 20 kalinya. Selama janin tumbuh dan
berkembang, total cairan tubuh menurun dari 92 menjadi 72 persen. Perubahan ini
diikuti oleh peningkatan protein dan lemak terutama selama dua bulan terkahir
kehamilan, dimana peningkatan protein lebih banyak dari pada lemak. Selain itu
pada janin terjadi pula pertambahan yang nyata pada natrium, kalsium dan besi. Natrium
terutama terdapat dalam cairan ekstraseluler dan dalam tulang, sedang kalium
terdapat dalam cairan intraseluler berkaitan dengan massa sel. Kegiatan janin
selama dalam kandungan selain menghisap zat gizi dan bernafas, janin juga
bergerak aktif seperti menyepak, berputar, melengkung dan menggenggam. Selain
itu janin mampu melakukan respon terhadap rangsangan suara atau getaran. Janin
juga peka terhadap kondisi kejiwaan ibunya, misalnya ibu yang mengandung merasa
takut, sedih atau cemas maka janin akan melakukan gerakan-gerakan yang lebih
cepat. Demikian pula apabila si ibu kelelahan. Respon tersebut diduga karena adanya
perubahan sekresi kelenjar yang terjadi dalam tubuh ibunya. Pertumbuhan dan
perkembangan janin dapat dibagi berdasarkan trimester :
1. Trimester
pertama
Pada
trimester pertama atau tiga bulan pertama masa kehamilan merupakan masa dimana
system organ prenatal dibentuk dan mulai berfungsi. Pada minggu ke 3 sel-sel
mulai membentuk organ-organ spesifik dan bagianbagian tubuh. Minggu ke 13,
jantung telah lengkap dibentuk dan mulai berdenyut, sebagian besar organ telah
dibentuk,dan janin mulai dapat bergerak. Bagi wanita hamil tentu saja masa
trimester pertama ini merupakan masa penyesuaiannya baik secara fisik maupun
emosi dengan segala perubahan yang terjadi dalam rahimnya. Pada trimester
pertama ini ibu sering mengalami mual atau, ingin muntah, tidak selera makan
yang sering dikenal dengan “morning sickness”, yang dapat menyebabkan
berkurangnya intik makanan.
Defisiensi
gizi dan pengaruh-pengaruh lain yang membahayakan janin seperti penggunaan
obat, vitamin A dosisi tinggi, radiasi atautrauma dapat merusak atau menghambat
perkembangan janin selanjutnya. Sebagain besar keguguran terjadi pada masa ini,
bahkan sekitar sepertiga dari kejadian keguguran terjadi karena wanita tidak menyadari
bahwa dia sedang benar-benar hamil. Masa trimester pertama merupakan masa yang
kritis, sehingga harus dihindari hal-hal yang memungkinkan kegagalan pertumbuhan
dan perkembangan janin.
2. Trimester kedua
Pada
awal trimester kedua, berat janin sudah sekitar 100 g. Gerakan gerakan janin
sudah mulai dapat dirasakan ibu. Tangan, jari, kaki dan jari kaki sudah
terbentuk, janin sudah dapat mendengar dan mulai terbentuk gusi, dan tulang
rahang. Organ-organ tersebut terus tumbuh menjadi bentuk yang sempurna, dan
pada saat ini denyut jantung janin sudah dapat dideteksi dengan stetoskop. Bentuk
tubuh janin saat ini sudah menyerupai bayi.
3. Trimester
ketiga
Memasuki
trimester ketiga, berat janin sekitar 1-1,5 kg. Pada periode ini uterus semakin
membesar sampai berada di bawah tulang susu. Uterus menekan keatas kearah
diafragma dan tulang panggul. Hal ini sering membuat ibu hamil merasa jantung
sesak dan kesulitan pencernaan. Seringkali ibu juga mengalami varises pada
pembuluh darah sekitar kaki, wasir, dan lutut keram karena meningkatnya tekanan
kepada perut, rendahnya laju darah balik dari limbs, dan efek dari
progesterone, yang menyebabkan kendurnya saluran darah. Setelah usia kehamilan
mencapai sekitar 28 –30 minggu, bayi yang lahir disebut prematur (sebelum
minggu ke 37 kehamilan), mempunyai kesempatan untuk hidup baik bila dirawat
dalam suatu perawatan “bayi baru lahir risiko tinggi”. Namun, mineral dan
cadangan lemak pada bayi tidak normal, yang seharusnya dibentu pada bulan
terakhir kehamilan. Masalah medis lain pada bayi prematur adalah masih belum
mampu mengisap dan menelan dengan baik, sehingga perawatan bayi ini sangat
sulit .
a. Kurva
Pertumbuhan janin
Beberapa kurva
pertumbuhan janin mempunyai bentuk yang sama. Ketika data berat janin sebelum
dan sesudah minggu ke 24 kehamilan dikombinasikan, pola pertumbuhan janin
menjadi bentuk baku mengikuti bentuk “kurva elongated sigmoid”. Sampai 14-16
minggu kehamilan kenaikan absolut berat janin relatif kecil. Priode selanjutnya
terjadi peningkatan yang lebih besar, sampai usia 33-34 minggu kehamilan. Pada
minggu menjelang kelahiran kenaikan kembali melambat. Pertambahan panjang juga
relatif kecil sampai usia 14-16 minggu kehamilan, kemudian meningkat cepat
sampai minggu ke 35-37 kehamilan. Seperti halnya kurva berat, kurva panjang
janin menjelang kelahiran juga melambat. Perbedaan kemiringan kurva berat dan
panjang terjadi pada minggu ke 33-34 dan 37-38 menunjukkan secara proporsional
pertambahan berat lebih besar dari pada pertambahan panjang. Hal ini
menggambarkan bahwa pada masa tersebut terjadi akumulasi/penimbunan lemak tubuh
yang sangat cepat.
Kurva perubahan lingkar kapala mengikuti pola yang
sama dengan pertumbuhan linier (panjang badan). Hasil scanning ultrasound
menunjukkasn bentuk kemiringan yang sama antara pertumbuhan linier dengan kurva
diameter biparietal. Kurva ini sangat penting memberi kontribusi untuk
kepentingan perawatan neonatal dan untuk mengenali kemungkinan terjadinya
retardasi pertumbuhan janin.
b. Mekanisme
Pertumbuhan Janin
Pertumbuhan janin dikontrol secara
genetik dan diatur sangat kompleks, masih banyak yang tidak diketahui tentang
interaksi beberapa hormon dan “faktor pertumbuhan”. Namun secara sederhana
digambarkan bahwa pertumbuhan terdiri dari dua kejadian/penomena yaitu :
pertambahan jumlah sel (hyperplasia), dan pertambahan ukuran sel (hypertrophy).
Proses pertumbuhan berlangsung kontinu yang dimulai dengan hyperplasia dan
berakhir dengan hypertrophy. Studi pada hewan percobaan menunjukkan bahwa
pertumbuhan pada berbagai organ dan jaringan berbeda rentang waktunya. Hal ini
telah dipelajari bahwa penggunaan perubahan kandungan DNA sebagai suatu indeks
jumlah sel. Pada sebagian besar organ dan jaringan kandungan DNA meningkat
secara linier hingga mencapai kondisi stabil. Untuk beberapa jaringan yang
tidak berkembang lagi ditandai dengan berhentinya pertambahan sel; atau di
bagian lain digambarkan bahwa populasi sel, walaupun masih terjadi pembelahan
sel, telah dicapai suatu keseimbangan diantara pembentukan sel dan kehilangan
sel. Pada titik pertumbuhan ini dikuti secara kontinu peningkatan/pertambahan
ukuran sel digambarkan pada rasio berat/DNA atau protein/DNA yang lebih besar. Studi
terhadap mekanisme pertumbuhan janin telah ditunjukkan bahwa diperkirakan usia
25 minggu kehamilan menggambarkan pertumbuhan janin yang cepat dalam pembelahan
sel. Pada 10 minggu terakhir terjadi peningkatan yang sangat cepat pada ukuran
sel atau pertumbuhan “hyper-trophic”. Pada saat ini pembelahan sel terus
terjadi tetapi sangat lambat. Organ yang dalam pertumbuhan prenatal telah
banyak dan secara luas dipelajari adalah otak. Hasil studi menunjukkan bahwa
kandungan DNA otak secara keseluruhan meningkat secara linier sampai lahir dan
berlanjut terus meningkat lebih lambat sampai usia 18-24 bulan. Beberapa organ
mempunyai ciri pola pertumbuhan selluler. Sebagai contoh, ginjal dan jantung
rasio protein/DNA meningkat lambat sampai minggu ke 30 kehamilan, setelah itu
meningkat lebih cepat. Rasio protein/DNA pada jantung meningkat secara linier
selama kehamilan.
Gambar
Pertumbuhan otak yang digambarkan oleh kandungan DNA :
Karena peran pertambahan sel yang sangat penting
pada pertumbuhan janin, periode perkembangan intrauterin disebut sebagai
“critical period” (periode kritis). Otak adalah organ yang lebih berisiko,
sejak awal sampai akhir pertumbuhan hyperplasia. Secara teoritis, bila terjadi
retardasi pertumbuhan janin dapat menyebabkan penurunan jumlah sel otak secara
irreversibel (tidak dapat diperbaiki). Studi lain juga menunjukkan bahwa ada
korelasi yang erat antara lingkar kepala saat baru lahir dengan kandungan DNA
otak. Ukuran kandungan DNA organ lain pada janin ditunjukkan lebih rendah pada
janin yang pertumbuhannya terhambat.
c. Komposisi
Tubuh Janin
Persamaan regresi digunakan untuk
menghitung jumlah absolut dari setiap unsur yang dihubungkan dengan umur. Dari
perkiraan komposisi tubuh dan peningkatan berat badan pada berbagai usia
kehamilan, komposisi pertambahan berat dan peningkatan komponen tubuh setiap
hari dapat ditentukan. Perubahan total air dan kadar protein dalam pertumbuhan
janin berubah paralel terhadap berat badan. Rata-rata bayi lahir diperkirakan
mengandung 2400 g air dan 400 g protein. Perubahan kandungan lemak tubuh
mengikuti pola kandungan air dan protein. Hingga minggu ke 30 kehamilan
diperkirakan sebagian besar lemak berada pada berbagai lokasi membran sel.
Setelah minggu ke 30 kehamilan, lemak disimpan dalam jaringan adipoisa dan
meningkat dengan cepat.
Tabel Komposisi Tubuh Janin dari minggu ke 24 – 40
kehamilan :
d. Kebutuhan
Gizi untuk Janin
Untuk pertumbuhan janin yang
memadai diperlukan zat-zat makanan yang cukup, dimana peranan plasenta besar
artinya dalam transfer zat-zat makanan tersebut. Pertumbuhan janin yang paling
pesat terutama terjadi pada stadium akhir kehamilan. Misalnya pada akhir bulan
ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar 30 gram dan kecepatan maksimum
pertumbuhan janin terjadi pada minggu ke 32-38. sehingga dibutuhkan lebih
banyak zat-zat makanan pada stadium akhir tersebut.
Kebutuhan
gizi janin diperkirakan dengan berbagai cara antara lain :
1. perkiraan
konsumsi oksigen dan produksi karbondioksida
2. transfer zat gizi dari ibu ke janin
3. perubahan
perkembangan komposisi tubuh janin
Kebutuhan
zat gizi dibagi menjadi :
1. Kebutuhan
Zat Gizi Makro
a. Kebutuhan
energy
Kebutuhan energi janin
digunakan untuk proses metabolisme, pertumbuhan fisik, dan kebutuhan minimal
aktifitas fisik. Janin tidak memerlukan energy untuk pemeliharaan temperatur
tubuh, karena ibu telah memberikan janin suhu lingkungan 37̊ C. Energi yang
dibutuhkan janin menjelang kelahiran diperkirakan sekitar 96kkal/kg/hr atau 336
kkal/hr dengan berat janin 3,5 kg.
b. Protein
Transpor protein
melalui plasenta terutama asam amino yang kemudian disintesis oleh fetus
menjadi protein jaringan. Pada akhir kehamilan, diperkirakan kebutuhan protein
sekitar 1,8 g/kg/hr.
c. Lemak
Sebagian besar dari 500
gram lemak tubuh janin ditimbun antara minggu ke 35-40 kehamilan. Pada stadium
awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali lipid esensial dan
fosfolipid untuk pertumbuhan susunan syaraf pusat dan dinding sel syaraf.
Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5 % lemak dalam tubuh janin,
setelah itu jumlahnya meningkat mencapai 7,8 % pada minggu ke 34 dan 16 % pada
saat sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 gram lemak perhari
ditimbun. Transpor asam lemak melalui plasenta sekitar 40 % dari lemak ibu,
sisanya disintesa oleh janin. Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat
pada bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan meningkatnya berat janin.
Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karna itu pada bayi
“aterm” 80 % jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan subkutan.
d. Karbohidrat
Janin mempunyai sekitar
9 gram karbohidrat pada minggu ke 33, dan pada waktu lahir meningkat menjadi 34
gram. Konsentrasi glukogen pada hati dan otot-otot skelet meningkat pada akhir
kehamilan.
2. Kebutuhan
Zat Gizi Mikro
a. Vitamin
Kebutuhan vitamin dan
mineral janin tidak diketahui secara pasti. Namun para ahli ada yang
memperkirakannya berdasarkan vitamin yang terakumulasi pada janin. Misalnya
vitamin E. Kandungan vitamin E pada janin meningkat secara proporsional dengan
meningkatan berat tubuh berdasarkan kebutuhan energi janin. Selain itu
kebutuhan vitamin dapat juga diperkirakan berdasarkan konsumsi energi pada
janin, misalnya thiamin diperlukan sekitar 0,04 mg, niasin 1,2 mg, dan
riboflavin 0,075 mg.
b. Mineral
Kebutuhan mineral juga
diperkirakan melalui informasi kandungan mineral pada janin. Selama 2 minggu
terakhir kehamilan, rata-rata janin memerlukan 3,1 mg/hr, angka ini lebih besar
dibandingkan dengan kebutuhan bayi pada tahun pertama kehidupan yang hanya
sekitar 0,6 mg/hr. Rata-rata kandungan zinc dalam tubuh janin sekitar 2,0 mg/hr
atau 0,6 mg/kg/hr. Sedangkan kalsium sekitar 300 mg/hr.
e. Peranan
Plasenta
Plasenta bukan sekedar
organ untuk transport makanan, tetapi juga mampu
menyeleksi zat-zat makanan yang
masuk dan proses lain (resintesis) sebelum mencapai janin. Suplai zat-zat
makanan ke janin yang sedang tumbuh tergantung pada jumlah darah ibu yang
mengalir melalui plasenta dan zat-zat makanan yang diangkutnya. Efisiensi
plasenta dalam mengkonsentrasikan, mensintesis dan transport zat-zat makanan
yang menentukan suplai makanan ke janin. Janin yang malnutrisi pada umumnya
disebabkan oleh gangguan suplai makan dari ibu, misalnya pada kelainan pembuluh
darah plasenta, ibu dengan KEP (Kurang Energi Protein) atau akibat berkurangnya
transport zat-zat makanan melalui plasenta. Diperkirakan 1/3 – ½ bayi yang BBLR
(Berat Bayi Lahir Rendah) dilahirkan pada usia kehamilan diatas 37 minggu, yang
berarti kejadian BBLR tersebut disebabkan gangguan pertumbuhan sejak dalam
kandungan, bukan karena usia kehamilan yang kurang. Berbagai bagian dari
plasenta ikut aktif dalam mentransfer, memproses dan mensintesis zat-zat
makanan dalam pengaruh hormon ibu, janin dan plasenta. Udara dan air berdifusi
bebas menembus plasenta, tetapi bagaimana mekanismenya belum diketahui. Zat-zat
makanan tidak langsung dari darah ibu ke darah janin, tetapi dari darah ibu ke
plasenta pada sisi ibu, dimana protein, enzim dan asam nukleat disintesis.
Konversi dan sintesis selanjutnya terjadi pada plasenta di sisi janin. Karbohidrat
merupakan sumber utama bagi janin dan ini diperoleh secara kontinu dari
transfer glukosa darah ibu melalui plasenta. Sedangkan lemak bukan sumber
energi utama, hanya ditransfer secara terbatas dalam bentuk asam lemak melalui
plasenta. Pertumbuhan sel janin adalah hasil dari sintesis protein yang berasal
dari asam amino yang ditransfer melalui plasenta. Ibu yang malnutrisi atau
berasal dari golongan sosial ekonomi rendah, mempunyai plasenta yang beratnya
lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak malnutrisi. Dari berbagai
penelitian, penurunan berat plasenta berkisar 14- 50 %, jumlah DNA juga menrun,
rasio protein/DNA menurun, permukaan villous berkurang, akibat pertukaran darah
janin-ibu yang menurun. Berat badan lahir mempunyai korelasi yang bermakna
dengan berat plasenta. Infeksi berat pada plasenta karena malaria dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar