Minggu, 29 April 2018

Psikologi bayi


1    Pengertian Masa Bayi

Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru lahir selama dua minggu. Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak berdaya di mana bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri, sehingga di akhir masa bayi dikenal sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan.
Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, meskipun seluruh masa anak-anak merupakan masa dasar. Banyak ahli berkeyakinan demikian, seperti Freud yang percaya bahwa penyesuaian diri yang kurang baik pada masa dewasa bermula dari pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak yang kurang baik.

 Ciri-Ciri Masa Bayi :
Ciri-ciri tertentu masa bayi, meskipun sama dengan ciri-ciri periode-periode lain dalam rentang kehidupan, adalah sangat penting selama dua tahun masa bayi ini. Ciri-ciri tersebut membedakan masa bayi dari periode-periode sebelumnya dan sesudahnya. Berikut ini adalah ciri-ciri yang paling penting.
aa. Masa Bayi adalah Masa Dasar yang Sesungguhnya
Ada empat hal yang menyebabkan masa ini dianggap penting, yaitu :
1. Sifat-sifat mulai terbentuk entah baik atau buruk, entah bermanfaat atau berbahaya.
2.   Masa yang mudah untuk memperbaiki kekeliruan pemahaman.
3.   Kebiasaan yang mempengaruhi pribadi dan sosial.
4.   Tahap pembelajaran yang mudah diterima.
   Meskipun seluruh masa anak-anak terutama tahun-tahun awal dianggap sebagai masa dasar, namun masa bayi adalah dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola ekspresi emosi terbentuk.
bbMasa Bayi adalah Masa di Mana Pertumbuhan dan Perubahan Berjalan Pesat
Bayi berkembang pesat baik secara fisik atau psikologis. Pertumbuhan dan perubahan intelek akan berjalan sejajar dengan perubahan fisik dan bayi pun mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan. Dengan cepatnya pertumbuhan ini, perubahan tidak hanya terjadi dalam penampilan tetapi juga dalam kemampuan. Bayi lambat laun menjadi tidak segemuk seperti pada hari dilahirkan dan anggota tubuh berkembang dalam perbandingan yang lebih baik terhadap kepala yang besar. Perubahan dalam perbandingan tubuh disertai dengan pertumbuhan tinggi dan berat tubuh. Meskipun pertumbuhan pesat terjadi pada seluruh periode bayi, namun yang terpesat adalah dalam tahun pertama.
cc.  Masa Bayi adalah Masa Berkurangnya Ketergantungan
Berkurangnya ketergantungan pada orang lain merupakan efek dari pesatnya perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan bayi beradaptasi atau bergerak bebas.
dd.  Masa Bayi adalah Masa Meningkatnya Individualitas
Pada masa ini bayi dituntut untuk lebih mandiri dalam penampilan dan pola- pola perilaku maka bayi harus diperlakukan sebagai individu. Tidak dapat lagi semua bayi diharapkan tumbuh berdasarkan makanan yang sama atau adanya jadwal makan dan tidur yang sama. Tidak dapat diharapkan teknik-teknik latihan anak yang sama akan cocok untuk semua bayi. Sekalipun bayi belum mencapai ulang tahunnya yang pertama, kebanyakan orang tua mengetahui bahwa bayi adalah individu dan harus diperlakukan sebagai individu.
ee. Masa Bayi adalah Permulaan Sosialisasi
Egosentrisme, yaitu diri bayi yang muda belia, cepat berubah menjadi keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial dengan memprotes kalau dibiarkan sendiri selama beberapa waktu dan dengan mencoba memperoleh perhatian dari orang lain melalui segala macam cara yang dapat dilakukannya. Salah satu caranya adalah dengan perilaku akrab. Bayi lebih dapat mengandalkan perhatian dan kasih sayang ibu atau perhatian pengganti ibu daripada anggota-anggota keluarga lain atau orang-orang lain.
f. Masa Bayi adalah Permulaan Berkembangnya Penggolongan Peran Seks
Masa ini merupakan masa dimana bayi dididik untuk dikenalkan dengan kebiasaan menurut jenis kelaminnya masing-masing.sehingga bagi bayi perempuan terlihatlah secara otomatis kelemahanya yaitu suka menangis dan tanda lainnya. Sedangkan anak laki-laki, diberi pakaian warna biru, diselimuti dengan selimut biru dan kamarnya tidak diberi hiasan jumbai-jumbai dan karet-karet seperti kamar anak perempuan. Mainan mereka juga dipilihkan sesuai dengan jenis kelamin mereka masing-masing.
gg.  Masa Bayi adalah Masa yang Menarik
Bayi terlihat menarik mungkin dari bentuk tubuhnya dan apabila diberi selimut atau baju yang lucu akan semakin menarik. Jika sifat ketergantungan mereka semakin berkurang maka kemenarikan mereka juga berkurang
hh. Masa Bayi adalah Permulaan Kreativitas
Bayi memang lemah namun ia selalu belajar mengembangkan minat dan memulai kreativitas kemudian menyesuaikan diri dalam lingkungan.
i.  i. Masa Bayi adalah Masa Berbahaya
Bahaya bisa terjadi kapan saja terutama pada masa bayi, karena bahaya ini dapat berupa fisik dan psikologis yang berakibat sangat fatal bagi perkembangn si bayi. Di antara bahaya-bahaya fisik, yang paling parah adalah penyakit dan kecelakaan karena sering menyebabkan ketidakmampuan atau bahkan kematian. Karena pola perilaku, minat, dan sikap terbentuk selama masa bayi, maka bahaya psikologis dapat terwujud kalau diletakkan dasar-dasar yang buruk pada masa ini.

3.      Tugas dalam Perkembangan Masa Bayi
Beberapa tugas yang harus dipenuhi selama rentang kehidupan pada masa bayi antara lain sebagai berikut.
a)      Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan.
b)      Belajar memakan makan padat.
c)      Belajar berbicara.
d)     Belajar buang air kecil dan buang air besar.
e)      Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
f)       Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
g)      Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
h)      Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
i)        Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati.

4.      Perkembangan Fisik pada Masa Bayi
Masa bayi merupakan suatu masa di mana pertumbuhan sorang individu berkembang dengan pesat. Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar daripada peningkatan tinggi, namun demikian pula sebaliknya pada tahun kedua.
Gerakan-gerakan tubuh yang dimotori dengan kerja sama antara otot, otak, dan saraf kita namakan motorik. Mula-mula bayi dapat menguasai otot-otot bibir, lidah, mata, dan sebagainya, kemudian ia menguasai otot-otot leher dan bahunya.
Beberapa perkembangan fisik yang harus dilalui bayi hingga pada akhir masa bayi ialah sebagai berikut:
a. Pada tahun pertama pertumbuhan fisik sangat cepat sedangkan tahun kedua mulai mengendur.
b. Pola perkembangan bayi pria dan wanita sama.
c. Tinggi badan secara proporsional lebih lambat dari pertumbuhan berat badan selama tahun pertama dan lebih cepat pada tahun kedua.
d. Dari 20 gigi seri, kira-kira 16 telah tumbuh selama masa bayi berakhir. Gigi pertama muncul kira-kira pada usia 6-8 bulan. Gigi seri bawah muncul terlebih dahulu kemudian menyusul tumbuhnya gigi seri bagian atas. Pada umur satu tahun rata-rata bayi mempunyai 4 sampai 6 gigi dan pada umur dua tahun 16 gigi.
e. Pertumbuhan otak tampak dengan bertambah besrnya ukuran tengkorak kepala. Diperkirakan seperempat (1/4) dari berat otak orang dewasa dicapai pada usia sembilan bulan dan tiga perempat (3/4) pada akhir tahun kedua.
f. Organ keindraan berkembang dengan cepat selama masa bayi dan sanggup berfungsi dengan memuaskan sejak bulan-bulan pertama dari kehidupan. Dengan berkembangnya koordinasi otot-otot mata pada bulan ketiga maka bayi telah sanggup melihat dengan jelas. Alat indra lainnya yang juga berkembang ialah pendengaran dan penciuman.
g. Fungsi-fungsi fisiologis. Masa bayi merupakan masa di mana dasar pembinaan pola-pola fisiologis seperti makan, tidur, dan buang air harus terbentuk. Walaupun pembentukan kebiasaan tidak terselesaikan pada akhir masa bayi
h. Perkembangan penguasaan otot-otot. Perkembangan penguasaan otot-otot mengikuti pola yang jelas dan dapat diduga yang ditentukan oleh hukum arah perkembangan. Menurut hukum ini penguasaan atau pengendalian otot-otot bergerak melalui tubuh dari arah kepala menuju kaki.
Beberapa urutan perkembangan motorik selama masa bayi mulai dari umur 1-24 bulan ialah sebagai berikut :
Usia (dalam bulan)
Perkembangan motoric
1
Gerakan reaksi (negatif = menangis, positif = senyum, dan spontan = menggerak-gerakkan kaki dan tangan).

2
Memutar ke kanan dan ke kiri.

3
Menarik-narik selimut dan baju.

4
Menegakkan kepala ke arah dua belah tangan.

5
Dapat menelungkup beberapa menit.

6
Mengamati mainan yang dipegang.

7
Menarik kepala ke depan.

8
Duduk beberapa menit.

9
Dapat duduk sendiri.

10
Merangkak.

11
Berdiri sendiri.

12
Mulai dapat berjalan.

18
Dapat berjalan dengan baik dan dapat menaiki kursi atau tangga.

24
Dapat naik dan turun tangga, dan berlari.


Perkembangan Psikologis
   Masa bayi adalah masa pembentukan psikologis fundamental untuk makan, tidur, dan buang air, meskipun pembentukan kebiasaan tersebut mungkin tidak selesai pada akhir masa bayi.
a. Pola tidur
Selama tahun pertama masa bayi, lama rata-rata tidur malam meningkat dari 8½ jam pada tiga minggu pertama hingga 10 jam pada 12 minggu pertama dan selanjutnya tetap konstan selama sisa tahun tersebut. Selama tiga bulan pertama, penurunan jumlah waktu tidur siang diimbangi oleh peningkatan jumlah waktu tidur malam.
b. Pola makan
Sejak kelahiran hingga usia empat atau lima bulan, semua pola makan adalah dalam bentuk mengisap dan menelan. Mengunyah umumnya muncul sebulan sesudah menggigit. Ketidaksukaan makan yang mulai berkembang pada tahun kedua sering merupakan akibat dari perpanjangan pola makan ala bayi. Setelah terbiasa dengan makanan cair, cukup sulit bagi bayi untuk menyesuaikan diri dengan makanan yang agak keras.
c.  Pola buang air
Pengendalian (kontrol) buang air besar rata-rata mulai pada usia enam bulan, sedangkan pengendalian buang air kecil mulai antara usia 15 dan 16 bulan. Dalam hal buang air besar, kebiasaan pengendalian terbentuk pada akhir masa bayi, meskipun sekali-kali dapat juga terjadi penyimpangan, khususnya ketika bayi lelah, sakit, atau secara emosional sangat senang. Sebaliknya pengendalian buang air kecil, belum sempurna pada akhir masa bayi.

Perilaku Emosional dalam Masa Bayi

Ada dua ciri khusus dari emosi masa bayi :
1. Emosi bayi disertai oleh reaksi perilaku yang terlampau hebat bagi rangsangan yang menimbulkannya, terutama dalam hal marah dan takut.
2. Emosi lebih mudah dibiasakan pada masa bayi dibandingkan pada periode-periode lain. Ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan intelektual bayi sehingga mereka mudah dan cepat bereaksi terhadap rangsangan yang pada waktu lalu membangkitkan reaksi emosional.

Pola Emosional yang Umum
Pola emosional yang lazim pada masa bayi adalah sebagai berikut.
a. Kemarahan
Perangsang yang membangkitkan kemarahan bayi adalah campur tangan terhadap gerakan-gerakan mencoba menghalangi keinginannya. Tanggapan marah mengambil bentuk menjerit, meronta-ronta, menendang kaki, mengibaskan tangan, dan memukul apa saja yang ada di dekatnya. Pada tahun kedua bayi dapat juga melonjak-lonjak, berguling-guling, meronta-ronta dan menahan nafas.
b. Ketakutan
Perangsang yang dapat membangkitkan ketakutan bayi adalah suara keras; orang, barang, dan situasi asing; ruangan gelap; tempat tinggi. Pada usia 8 bulan sampai 1 tahun, bayi akan menangis terhadap benda, situasi, atau orang yang asing. Tanggapan rasa takut pada masa bayi terdiri dari upaya menjauhkan diri dari perangsang yang menakutkan dengan merengek, menangis, dan menahan nafas.
c. Rasa ingin tahu
Bayi mudah mengungkapkan rasa ingin tahunya terutama melalui ekspresi wajah menegangkan otot muka, membuka mulut, dan menjulurkan lidah. Kemudian, bayi akan menangkap barang yang membangkitkan rasa ingin tahunya tersebut, memegang, membolak-balik, dan melempar.
d. Kegembiraan
Pada usia 8 minggu bayi akan senyum atau tidur pulas jika merasa kenyang, hangat dan nyaman. Pada bulan kedua dan ketiga, bayi bereaksi pada orang yang mengajaknya bercanda, mengelitik, dan memperhatikannya. Mereka mengungkapkan rasa senang atau kegembiraannya dengan tersenyum dan menggerakkan lengan serta kakinya.
e. Afeksi
Setiap orang yang mengajak bayi bermain, mengurus kebutuhan jasmaninya, atau memperlihatkan afeksi akan merupakan perangsang untuk afeksi mereka. Umumnya, bayi mengungkapkan afeksinya dengan memeluk, menepuk, dan mencium barang atau orang yang dicintai. Pada usia 1-3 tahun, emosi anak kemungkinan dapat dipengaruhi maka anak dapat turut menyayangi, mengasihi ataupun membenci sesuatu.

Perkembangan Bicara
       Berbicara merupakan sarana berkomunikasi. Bicara merupakan keterampilan mental-motorik. Bicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan.
Beberapa tugas yang terlibat dalam belajar berbicara, antara lain:
a. Pengucapan
Bayi belajar mengucapkan kata-kata sebagian melalui coba-coba tetapi terutama dengan meniru ucapan orang dewasa.
b. Membangun Kosa Kata
Mula-mula bayi belajar nama-nama orang dan benda, kemudian kata-kata kerja.
c. Kalimat
“Kalimat” bayi yang pertama muncul antara usia dua belas dan delapan belas bulan, biasanya terdiri dari satu kata yang disertai dengan isyarat.

Beberapa bentuk komunikasi prabicara, yaitu sebagai berikut.
a. Menangis
      Menangis adalah salah satu dari cara-cara pertama bayi berkomunikasi dengan dunia pada umumnya. Pada minggu ketiga atau keempat dapat diketahui apa maksud tangis bayi melalui nada, intensitas dan gerakan-gerakan badan yang mengiringinya. Sebelum usia tiga tahun kebanyakan bayi sudah belajar bahwa menangis adalah cara yang manjur untuk memperoleh perhatian.
b. Berceloteh
      Berceloteh dimulai pada bulan kedua atau ketiga, mencapai puncaknya pada delapan bulan dan kemudian berangsur-angsur berubah menjadi bicara yang benar-benar. Ocehan menghilang sama sekali pada saat masa bayi berakhir.
c. Isyarat
     Bayi menggunakan gerakan isyarat sebagai pengganti bicara, bukan sebagai pelengkap pembicaraan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan anak yang lebih tua, remaja dan orang dewasa. Banyak bayi menggunakan isyarat yang dikombinasikan dengan kata-kata untuk membuat kalimat.
d. Ungkapan-ungkapan emosi
      Ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara yang paling efektif, karena tidak ada yang lebih ekspresif daripada isyarat-isyarat wajah yang oleh bayi digunakan untuk mengatakan keadaan emosinya kepada orang lain. Alasan mengapa ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara yang bermanfaat adalah:
·         Karena bayi belum mempelajari pengendalian emosi, maka mudahlah bagi orang lain untuk mengetahui emosi apa yang mereka alami melalui ungkapan-ungkapan wajah dan badan.
·         Bayi lebih mudah mengerti orang lain melalui ungkapan wajah daripada melalui kata-kata.

 Perkembangan Sosialisasi
Perkembangan sosial yang dini memainkan peranan yang sangat penting dalam menentuan hubungan sosial di masa depan dan pola perilaku terhadap orang lain. Karena kehidupan bayi berpusat di sekitar rumah, maka di rumahlah diletakkan dasar perilaku dan sikap sosialnya kelak. Terdapat sedikit bukti yang menyatakan bahwa sikap social atau antisocial merupaan sikap bawaan. “Pengalaman inersaksi sosial di dalam keluarga turut menentukan menentukan pula cara-cara tingkah lakunya terhadap orang lain. Apabila interaksi sosialnya di dalam keluarga tidak lancar, maka besar kemungkinannya bahwa interaksi sosialnya di dalam dengan masyarakat juga berlangsung dengan tidak lancer. Apakah seseorang menjadi terikat ke luar atau ke dalam (ekstrovert atau introvert) bergantung terutama pada pengalaman-pengalaman sosial awal.
Mengapa dasar-dasar sosial yang di sini sangat penting adalah bahwa sekali terbentuk dasar-dasar itu cenderung menetap kalau anak-anak menjadi lebih besar. Anak yang pada saat bayi sering menangis, cenderung agresif dan menunjukan perilaku-perilaku yang mencari perhatian. Sebaliknya, bayi yang ramah dan lebih bahagia biasanya penyesuaian sosialnya lebih baik apabila telah menjadi besar nanti.

Beberapa reaksi bayi terhadap orang dewasa antara lain sebagai berikut :
a.    Dua sampai tiga bulan
Bayi dapat membedakan manusia dari benda mati dan bayi tahu bahwa manusialah yang memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Bayi puas bila berada bersama manusia dan tidak senang bila ditinggal sendiri.
b.     Empat sampai lima bulan
Bayi ingin digendong oleh siapa saja yang mendekatinya. Ia memberikan reaksi yang berbeda kepada wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara yang menunjukan amarah.
c.    Enam sampai tujuh bulan
Bayi membedakan “teman” dan “orang-orang asing” dengan tersenyum pada yang pertama dan memperlihatkan ketakutan akan kehadiran pada orang yang terakhir. Ini merupakan awal dari “masa lalu”, juga merupakan permulaan dari “masa terikat”- yaitu masa dimana bayi menunjukan keterikatan yang kuat kepada ibu pengganti dan berkurangnya keramahtamahan.
d.     Delapan sampai sembilan bulan
Bayi mencoba meniru kata-kata, isyarat, dan gerakan-gerakan sederhana dari orang lain.
e.    Dua belas bulan
Bayi mulai bereaksi terhadap larangan “jangan-jangan”.
f.     Enam belas sampai delapan belas bulan
Negativisme, dalam bentuk keras kepala tidak mau mengikuti permintaan atau perintah dari orang dewasa ditunjukan dengan perilaku menarik diri atau ledakan amarah.
g.     Dua puluh dua sampai dua puluh empat bulan
Bayi bekerja sama dalam sejumlah kegiatan rutin seperti berpakaian, makan, dan mandi.

Beberapa reaksi sosial terhadap bayi-bayi lain antara lain sebagai berikut :
1.  Empat sampai lima bulan
Bayi mulai menarik perhatian bayi atau anak lain dengan melambungkan badan ke atas dan ke bawah, menendang, tertawa, atau bermain dengan ludah.
2. Enam sampai tujuh bulan
Bayi tersenyum terhadap bayi lain dan menunjukan minat terhadap tangisannya.
3. Delapan sampai tiga belas bulan
 Bayi mencoba meramasi pakaian dan rambut bayi-bayi lain, meniru perilaku dan suara mereka dan bekerja sama dalam menggunakan mainan, meskipun ia cenderung bingung bila bayi lain mengambil salah satu mainannya.
4.  Tiga belas sampai delapan belas bulan
      Berebut mainan sekarang berkurang dan bayi lebih bekerja sama dalam bermain dan mau berbagi rasa.
5. Delapan belas sampai dua puluh empat bulan
      Bayi lebih berminat bermain dengan bayi lain dan menggunakan bahan-bahan permainan untuk membentuk hubungan sosial dengannya.


Bahaya-Bahaya dalam Perkembangan Masa Bayi
Karena masa bayi merupakan dasar, maka masa itu khususnya merupakan bahaya bagi bayi. Bahaya itu merupakan bahaya fisik dan psikologis atau keduanya. Dalam tahun pertama dalam masa bayi, bahaya fisik cenderung lebih banyak dan lebih parah daripada bahaya-bahaya psikologis. Dalam tahun kedua terjadi sebaliknya. Keduanya merupakan bahaya yang serius, jadi sedapat mungkin harus dicegah dan segala sesuatu harus dilakukan untuk memperkecil intensitasnya kalau memang bahaya itu terjadi.
  • Bahaya Fisik

Beberapa bahaya fisik dalam perkembangan masa bayi antara lain sebagai berikut :
  1.  Kematian Kematian : Meredith telah melaporkan bahwa kematian banyak terjadi selama tiga bulan daripada sesudahnya dan kurang lebih dari dua pertiganya terjadi dalam bulan pertama.
  2. Kematian Ranjang: Bayi yang kelihatan sehat dan normal kadang-kadang menjadi korban kematian mendadak dan tidak diduga. Sampai sekarang ilmu medis belum dapat mengetahui apa penyebab kematian yang disebut kematian ranjang. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa hal ini terjadi pada bayi yang mengalami ketidaknormalan pada pernafasan atau mempunyai kondisi tidak normal pada waktu lahir seperti sakit kuning. Kematian ini sering terjadi pada tahun pertama masa bayi daripada tahun kedua.
  3. Penyakit  : Meskipun benar bahwa banyak kematian dalam bulan-bulan pertama disebabkan karena penyakit separti gastrointestinal atau komplikasi pernafasan, tetapi jumlah kematian yang dulu disebabkan karena penyakit parah sekarang jauh lebih berkurang karena sekarang bayi diberi suntikan dan vaksinasi untuk memperkebal tubuh tehadap penyakit.
  4. Kecelakaan : Pada tahun pertama kecelakaan tidak banyak terjadi karena bayi sangat terlindungi dalam tempat tidur. Namun dalam tahun kedua pada saat bayi dapat bergerak lebih bebas dan tidak sangat dilindungi, kecelakaan lebih sering terjadi.
  5.  Kurangnya gizi : Kekurangan gizi dapat disebabkan karena kurang makan atau diet yang tidak seimbang, tidak saja dapat merusak pertumbuhan fisik tetapi juga merusak perkembangan mental. Kalau pertumbuhan dan perkembangan otak terganggu anak tidak dapat mencapai potensi-potensi intelektualnya.
  6. Dasar untuk menjadi gemuk : Banyak orang tua menyamakan arti sehat dengan bayi yang montok dan mereka berusaha dengan segala macam cara agar anaknya gemuk. Berbagai telaah medis menunjukkan bahwa ada 3 periode kritis dalam perkembangan sel-sel lemak. Yang pertama 3 bulan sebelum kelahiran, yang ke 2 dalam 3 tahun pertama setelah lahir, dan yang ke 3 selama awal masa remaja.

Bahaya yang Umum dalam Membentuk Kebiasaan Fisiologis
Beberapa bahaya yang umum dalam membentuk kebiasaan fisiologis antara lain sebagai berikut :
a. Kebiasaan makan
Bayi yang menetek terlampau lama menunjukkan tanda-tanda tegang. Mereka lebih lama terlibat dalam kegiatan menghisap ibu jari. Lebih banyak mengalami kesulitan tidur dan lebih gelisah daripada bayi yang menetek lebih singkat.
b. Kebiasaan tidur
Menangis, permainan yang berat dengan orang dewasa atau kegaduhan dapat membuat anak menjadi tegang dan sulit tidur. Jadwal tidur yang tidak memenuhi persyaratan membuat bayi tegang dan menolak tidur.
c. Kebiasaan pembuangan
Kebiasaan ini tidak dapat dibentuk sebelum saraf dan otot-otot berkembang dengan baik. Mencoba melatih pembuangan terlampau awal membuat bayi tidak mau bekerja sama dalam membentuk kebiasaan ini kalau ia sudah matang nantinya.

 Bahaya Psikologis
Beberapa bahaya psikologis dalam masa bayi disebabkan oleh beberapa hal berikut :
a. Bahaya dalam berbicara
Kelambatan dalam berbicara, seperti halnya kelambatan dalam pengendalian motorik menjadi serius dalam masa bayi karena pada masa ini diletakkan dasar- dasar untuk alat komunikasi. Kelambatan berbicara disebabkan karena beberapa hal, yang paling sering adalah tingkat intelegensi yang rendah, kurangnya perangsang (terutama dalam tahun pertama).
b. Bahaya emosi

Terdapat empat bahaya psikologis umum yang sering muncul dalam hubungan  perkembangan emosi dalam masa bayi, yaitu:
a. Kurangnya kasih sayang
b. Tekanan
c. Terlampau banyak kasih sayang
d. Emosi yang kuat

c. Bahaya sosial
Bahaya sosial yang utama adalah kurangnya kesempatan dan motivasi untuk belajar menjadi sosial. Karena kurangnya kesempatan dalam hubungan sosial dapat mempengaruhi  perkembangannya dalam pola sosialisasi. Yang juga berbahaya adalah penyakit sosial “malu”, bahwa sifat ini terbawa sejak bayi dimana mereka dihadapkan pada terlalu banyak orang asing dan pengasuh asing.
d. Bahaya moralitas
Bahaya psikologis yang serius untuk perkembangan moral di masa depan terjadi bila bayi lebih banyak mendapatkan perhatian kalau dia melakukan sesuatu yang mengganggu atau melawan orang lain daripada kalau melakukan tindakan yang lebih diterima.
e.  Bahaya dalam perkembangan kepribadian
Konsep diri yang sedang berkembang merupakan cermin dari tanggapan bayi mengenai pandangan orang tentang dirinya.
f. Bahaya bermain
Orang tua perlu berhati-hati dalam memberikan suatu mainan bagi si bayi. Karena ada beberapa mainan dapat menyebabkan luka pada si bayi jika ia tidak hati-hati dalam memainkannya.

Pengertian Masa Kanak-Kanak Awal
       Masa anak-anak dimulai kira-kira usia 2 tahun sampai kira-kira usia 13 tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk pria. Masa anak-anak dibagi menjadi dua yaitu masa anak-anak awal dan masa anak-anak akhir. Masa anak-anak awal berlangsung dari umur 2 tahun s.d. umur 6 tahun dan masa anak-anak akhir dari 6 tahun sampai dengan pubertas. pada bab ini akan dibahas perkembangan masa anak-anak awal.

Masa anak awal disebut juga sebagai:
a. Usia sulit atau mengundang masalah
Biasanya anak pada usia ini bertingkah laku bandel, keras kepala, tidak nurut, menolak, negativistik, melawan, marah tanpa alasan, sering bangun malam karena terganggu mimpi buruk, takut yang tidak jelas sebabnya, cemburu pada kakak atau adik.
 b. Usia Bermain.
 Anak menghabiskan sebagian besar waktunya dengan bermain baik dengan teman-teman seusianya maupun dengan mainan. Bermain dengan mainan mencapai puncaknya pada awal masa kanak-kanak dan makin menurun saat anak mencapai usia sekolah. Penurunan ini bukan berarti minat anak untuk bermain dengan mainan menurun, tetapi hal ini terjadi karena pada awal usia sekolah anak mulai banyak disibukkan dengan aktivitas permainan fisik yang tidak menggunakan mainan. Ketika sendiri mereka masih bermain dengan mainan.
c. Usia Prasekolah
Para pendidik menyebut masa ini dengan istilah usia prasekolah. Karena pada usia ini anak belum cukup tua untuk masuk pendidikan formal. Untuk mempersiapkan menuju jenjang pendidikan formal anak di usia ini biasanya anak dimasukkan ke Taman Kanak-Kanak maupun Kelompok bermain.
d. Usia Berkelompok
Para psikolog menyebut masa ini dengan istilah usia berkelompok. Pada masa ini anak belajar dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan untuk kehidupan sosial yang matang di masa-masa selanjutnya.
e. Usia Menjelajah
selain menyebut sebagai usia berkelompok, Para psikolog juga menyebut masa ini dengan sebutan usia menjelajah. Pada masa ini anak-anak ingin mengetahui kondisi lingkungan, bagaimana mekanismenya, bagaimana rasanya, dan bagaimana ia bisa menjadi bagian lingkungan.
f. Usia Bertanya
Sebutan berikutnya menurut psikolog untuk masa ini adalah usia betanya. Salah satu cara untuk menjelajah dan mencari tahu lingkungan sekitarnya adalah dengan bertanya. Sehingga masa ini dsiebut dengan istilah usia bertanya.
g. Usia Meniru
 Ciri yang menonjol pada anak usia ini adalah meniru perilaku dan ucapan orang lain sehingga pada masa ini disebut dengan istilah usia meniru.

Tugas Perkembangan Fase Kanak-kanak Awal
       Tugas perkembangan menurut Robert J. Havighurs adalah sebagian tugas yang muncul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat memberikan kebahagian serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan pada anak bersumber pada tiga hal, yaitu : kematangan fisik, rangsangan atau tuntutan dari masyarakat dan norma pribadi mengenai aspirasi-aspirasinya.
Adapun tugas-tugas perkembangan fase kanak-kanak awal adalah sebagai berikut.
a. Belajar memakan makananan padat. Sampai akhir masa bayi, anak sudah belajar memakan makanan padat dan keras serta telah mencapai tingkat stabilitas fisiologis yang cukup baik.
b. Belajar berjalan. Pada saat masa bayi berakhir, semua bayi normal telah belajar berjalan meskipun dalam tingkat kecakapan yang berbeda-beda.
c. Belajar berbicara. Meskipun sebagian besar bayi telah menambah kosa kata dan telah mampu mengucapkan kata-kata, memahami arti kata dan perintah sederhana, mampu menggabungkan beberapa kata menjadi kalimat yang berarti, namun kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain untuk mengerti apa yang mereka katakan masih dalam taraf rendah. Masih banyak yang belum mereka kuasai selum masuk sekolah
d. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh. Tugas pokok dalam belajar mengendalikan pembuangan kotoran sudah hampir sempurna dan akan sepenuhnya dikuasai dalam satu atau dua tahun lagi.
e. Mempelajari perbedaan dan peran yang sesuai dengan jenis kelamin. Pada tahap ini anak belajar mengenai perbedaan jenis kelamin dan peran yang sesuai dengan jenis kelamin.
f. Mempersiapkan diri untuk membaca. Di akhir masa kanak-kanak awal anak harus sudah memasuki pendidikan formal dan mulai memasuki usia sekolah. Anak harus memiliki kesiapan untuk mengikuti aktivitas rutin di sekolah termasuk mengikuti pelajaran di sekolah seperti membaca.
g. Mulai membedakan benar dan salah, mulai belajar mengembangkan hati nurani. Pengetauan tentang benar dan salah masih terbatas pada situasi rumah dan harus diperluas dengan pengertian benar dan salah dalam hubungannya dengan orang lain di luar rumah terutama dengan tetangga, sekolah dan teman bermain. Yang terpenting anak harus meletakkan dasar-dasar untuk mengembangkan hati nurani sebagai bimbingan untuk perilaku benar dan salah.
h. Belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kaka, adik, dan orang lain. Anak harus belajar memberi dan menerima kasih sayang, ia harus mulai berorientasi keluar daripada dirinya sendiri.
i. Memperoleh stabilitas fisiologis
j. Membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisi

Karakteristik Psikososial Masa Anak-Anak Awal (Usia 3 – 6 Tahun)
Karakteristik psikososial anak usia 3 – 6 tahun dibagi menjadi 2 tahap yaitu:
a. Karakteristik Psikososial Anak Usia 3 - 4 Tahun
·         Sudah dapat mengontrol perilakunya sendiri.
·         Sudah dapat merasakan kelucuan bila ada hal-hal lucu atau ikut tertawa ketika orang dewasa tertawa.
·         Rasa takut dan cemas mulai berkembang, dan hal ini berlangsung sampai usia 5 tahun.
·         Keinginan berdusta mulai muncul, akan tetapi anak takut melakukannya.
b. Karakteristik Psikososial Anak Usia 5 – 6 Tahun
·         Perasaan humor berkembang lebih lanjut
·         Sudah dapat mempelajari mana yang benar dan yang salah
·         Sudah dapat menenangkan diri
·         Pada Usia 6 tahun anak menjadi sangat Asertif, sering berperilaku seperti boss (atasan), mendominasi situasi, akan tetapi dapat menerima nasehat.
·         Sering bertengkar tapi cepat berbaikan kembali.
·         Anak sudah dapat menunjukkan sikap marah.
·         Sudah dapat membedakan yang benar dan yang tidak benar, dan sudah dapat menerima peraturan disiplin.

Pertumbuhan otak
Salah satu yang terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini adalah pertumbuhan otak dan system syaraf. Otak dan kepala merupakan bagian yang tumbuh paling cepat. Meningkatnya ukuran otak disebabkan oleh peningkatan jumlah dan ukuran syaraf-syaraf dalam, dan diantaranya bagian otak. Peningkatan ukuran otak disebabkan oleh mielinisasi yaitu proses dimana sel-sel syaraf dilapisi oleh sebuah lapisan sel-sel lemak, efeknya dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan penyaluran informasi melalui system syaraf. Mielinisasi penting bagi pendewasaan anak, peningkatan kematangan otak dikombinasikan untuk memperoleh pengalaman dan pemunculan kemampuan kognitif.

Perkembangan motorik
Ciri utama usia prasekolah adalah bergerak, seluruh waktunya digunakan untuk bergerak. Gerakan yang pertama dikenal sebagai keterampilan gerakan kasar atau gross motor skills dan yang kedua adalah keterampilan gerakan halus atau fine motor skills. Kedua macam gerakan ini memungkinkan anak untuk bermain sepanjang waktu. Karena itu masa usia prasekolah disebut juga sebagai masa bermain.

Perkembangan fisik pada masa anak-anak ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik, baik kasar maupun halus . sekitar usia tiga tahun, anak sudah bisa berjalan dengan baik dan sekitar usia empat tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa. Perkembangan motorik dibagi jadi dua yaitu, motorik kasar dan motorik halus.

Perkembangan motorik masa anak-anak awal (Roberton dan Halverson)
Usia / Tahun
Motorik kasar
Motorik halus
2,5 – 3,5
Berjalan dengan baik; berlari lurus kedepan; melompat
Meniru sebuah lingkaran; tulisan cakar ayam; dapat makan menggunakan sendok; menyusun beberapa kotak
3,5 – 4,5
Berjalan dengan 80% langkah orang dewasa; berlari 1/3 kecepatan orang dewasa; melempar dan menangkap bola besar tetapi lengan tangan masih kaku
Mengancingkan baju; meniru bentuk sederhana; membuat gambar sederhana
4,5 – 5,5
Menyeimbangkan badan diatas satu kaki; berlari jauh tanpa jatuh; dapat berenang dalam air yang dangkal
Menggunting; menggambar orang;  meniru orang dan membuat huruf sederhana; membuat susunan yang kompleks dengan kotak-kotak
a.       Keterampilan gerakan kasar
Keterampilan gerakan kasar yang dimiliki oleh setiap anak berbeda, berkembang secara bertahap disesuaikan dengan umur. Namun kegiatan bergerak yang tertinggi dari seluruh masa rentang kehidupan manusia pada usia tiga tahun, karena pada usia ini umumnya anak menyukai gerakan sederhana seperti meloncat-loncat, melompat, lari bolak balik.
Gerakan kasar berbeda dengan resivitas menurut Elib Elbesfelt 1989, Smith 1989, gerakan kasar dilakukan dengan senang, tersenyum tetapi agresivitas biasanya gerakan disertai dengan baku hantam, cemberut, dan sikap bermusuhan.
b.      Keterampilan gerakan halus
Tahapan gerakan halus adalah sebagai berikut :
Tahap usia 3 tahun      : gerakannya seperti bayi, kemajuannya hanya bisa                                                       menggunakan jempol dan jari telunjuk.
Tahap usia 4 tahun      : lebih sempurna, sudah 2-3 jari.
Tahap usia 5 tahun      : lebih sempurna lagi, bahkan sudah ada koordinasi antara                                           gerakan motorik dan mata.
c.       Kecenderungan atau kidal
Kidal atau tidak, baru bisa diketahui pada usia 2-5 tahun. Masih ada pandangan kidal tidak baik dipaksa untuk menggunakan tangan kanan. Penyebab kekidalan adalah faktor genetik, faktor keturunan, pengalaman.

Aspek Yang Mempengaruhi Perkembangan Psikososial Masa Anak-Anak Awal (Usia 3 – 6 Tahun)
A.    Aspek Perkembangan Permainan
Permainan sangat penting bagi perkembangan kehidupan anak-anak. Permainan memiliki beberapa fungsi yang dalam pengaruh pentingnya terhadap perkembangan anak. Salah satunya adalah fungsi sosial. Fungsi sosial permainan dapat meningkatkan perkembangan sosial anak. Khususnya dalam permainan fantasi dengan memerankan suatu peran, anak belajar memahami orang lain dan peran-peran yang akan ia mainkan dikemudian hari setelah tumbuh menjadi orang dewasa. Fungsi Permainan :
·         Fungsi Konitif (Piaget 1962)
Menjelajahi lingkungan, mempelajari objek-objek di sekitarnya dan belajar memecahkan masalah, Mengembangkan potensi dan keterampilan dengan cara menyenangkan
·         Fungsi Sosial, dapat meningkatkan perkembangan sosial (dramatical play)
·         Fungsi Emosi, permainan memberikan perasaan senang dan anak dapat melepaskan energi fisiknya yang berlebihan.
B.  Aspek Perkembangan Hubungan dengan Orang Lain
1.      Hubungan dengan Orang Tua
Kasih sayang Orang Tua atau pengasuh pada tahun-tahun pertama kehidupan anak  merupakan kunci utama perkembangan sosial anak. Pola Hubungan orang tua atau pengasuhnya pada anak usia 3 – 6 tahun merupakan dasar bagi perkembangan emosional dan sosial anak. Salah satu aspek penting dalam hubungan antara orang tua dan anak adalah gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua. Ada 3 tipe pengasuhan orang tua yaitu :
1.  Otoritatif  yaitu gaya pengasuhan yang memperlihatkan pengawasan ekstra ketat terhadap tingkah laku anak –anak, tetapi mereka juga bersikap responsif, menghargai dan menghormati pemikiran, perasaan serta mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan (Demokratis). Hasilnya adalah anak-anak yang cenderung percaya diri, memiliki pengawasan terhadap diri sendiri dan mampu bergaul baik dengan teman sebayanya.
2.  Otoriter yaitu gaya pengasuhan yang membatasi dan menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua (tidak demokratis). Hasilnya adalah anak-anak yang cenderung curiga pada orang lain dan tidak merasa bahagia dengan dirinya sendiri, canggung dalam pergaulan juga memiliki prestasi belajar yang rendah.
3.  Permisif yaitu gaya pengasuhan dimana orang tua hanya sedikit terlibat dalam kehidupan anak atau bahkan sama sekali tidak terlibat dalam kehidupan anak (Masa bodo). Hasilnya adalah anak-anak yang kurang percaya diri, memiliki pengendalian diri yang buruk (berbuat semaunya), memaksakan keinginan dan memiliki rasa harga diri yang rendah.

     Pada fase Inisiatif vs merasa bersalah, anak-anak tentu membutuhkan gaya pengasuhan yang dapat membantunya tampil percaya diri, memiliki prestasi belajar yang baik, memiliki pengendalian dan pengawan diri sendiri, dapat bergaul dengan baik, serta mampu membedakan yang benar dan yang salah.
2.      Hubungan Dengan Teman Sebaya (Peer)
Sejumlah penelitian telah merekomendasikan betapa hubungan sosial dengan teman sebaya memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan pribadi anak. Salah satu fungsi kelompok teman sebaya yang paling penting adalah menyediakan suatu sumber informasi  dan perbandingan tentang dunia luar diluar keluarga. Anak menerima umpan balik tentang kemampuan-kemampuan mereka dari kelompok teman sebaya. Anak-anak mengevaluasi apakah yang mereka lakukan lebih baik, sama atau lebih jelek dari yang dilakukan oleh anak-anak lain.  Mereka menggunakan orang lain sebagai tolok ukur untuk membandingkan dirinya. Proses pembandingan sosial ini merupakan dasar bagi pembentukan rasa harga diri dan gambaran diri anak.
Relasi yang harmonis diantara teman sebaya pada masa remaja diasosiasikan dengan kesehatan mental yang positif pada usia tengah baya. Sebaliknya Isolasi sosial atau ketidakmampuan untuk melebur ke dalam suatu jaringan sosial, diasosiasikan dengan banyak masalah dan kelainan yang beragam, mulai dari kenakalan dan masalah minuman keras hingga depresi. Bahkan relasi yang buruk diantara teman2 sebaya pada masa anak-anak diasosiasikan dengan suatu kecenderungan untuk putus sekolah dan perilaku nakal pada masa remaja.

C.    Aspek Perkembangan Gender dalam Permainan dan Aktivitas
          Gender merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi perkembangan sosial pada masa awal anak-anak. Istilah gender dimaksudkan sebagai tingkah laku dan sikap yang  dihubungkan dengan laki-laki atau perempuan. Kebanyakan anak mengalami sekurang-kurangnya tiga tahap dalam perkembangan gender.
1.      Anak mengembangkan kepercayaan tentang identitas gender , yaitu rasa laki-laki atau perempuan.
2.      Anak mengembangkan keistimewaan gender, sikap tentang jenis kelamin mana yang mereka kehendaki.
3.      Anak memperoleh ketetapan gender, suatu kepercayaan bahwa jenis kelamin seseorang ditentukan secara biologis, permanen, dan tak berubah-ubah.
            
                        Perkembangan gender pada masa anak-anak usia 3 – 6 tahun masih dalam tahap mempelajari stereotif gender konvensional yang dihubungkan dengan berbagai aktivitas dan objek-objek umum. Mereka menghubungkan gender dengan mainan, pakaian namun dalam tahap ini anak belum mengerti konsep / ketetapan gender.
D.    Aspek Perkembangan Moral
              Perkembangan moral adalah perkembangan dengan aturan dan hubungan  mengenai apa yang seharunya dilakuakan oleh manusia sebagai interaksi dengan orang lain. Pada Masa anak-anak Awal perkembangan moral anak ada pada tahap Preconventional Morality (Lawrence Kohlberg) yaitu anak mengenal moralitas dari dampak perbuatan yang dilakukannya :
1.      Perbuatan menyenangkan (sesuai aturan)  =   Hadiah dan Pujian
2.      Perbuatan menyakitkan (tidak sesuai aturan)  = Hukuman
3.      Perbuatan Meniru apa yang dilakukan orang-orang disekitarnya

Prinsip-Prinsip Perkembangan Psikososial Masa Anak-Anak Awal  (Usia 3 – 6 Tahun)
a. Pengalaman Masa Lalu
Perkembangan Psikososial anak pada usia 3 – 6 tahun merupakan hasil dari perkembangan psikososial pada fase sebelumnya, yaitu fase percaya vs tidak percaya dan fase otonomi vs malu dan ragu-ragu. Apabila pada fase ini anak tidak berkembang secara normal, maka hal ini akan mempengaruhi perkembangan Psikososial anak pada fase ini.
b. Perkembangan Dimasa yang Akan Datang
Masa anak-anak merupakan masa yang berfungsi untuk mengembangkan psikososial anak ke arah yang positif. Positif berarti mengembangkan anak sesuai dengan fase perkembangan psikososialnya. Apabila anak tidak mengalami perkembangan psikososial yang positif maka di masa depan, anak akan mengalami berbagai hambatan dalam perkembangan psikososialnya.
c. Perlakuan Orang-Orang di Sekitar Anak
Orang-orang yang berada di sekitar anak, baik orang tua maupun guru berperan dalam mengembangkan psikososial anak. Oleh sebab itu, orang tua dan guru perlu memberikan kesempatan pada anak unruk berinteraksi sosial, untuk mengungkapakan pikiran dan perasaannya.

Implikasi Perkembangan Psikososial Masa Anak-Anak  Awal (Usia 3-6 Tahun) Bagi  Orang Tua Dan Guru
a. Memberikan kesempatan perkembangan psikososial secara positif pada anak. Misalnya : Memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaanya.
b. Menciptakan prosses pendidikan dan pembelajaran yang memberikan wahana untuk mengembangkan Psikososial anak secara positif. Misalnya : mencipakan sudut permainan drama dan sudut-sudut lainnya yang relevan.
c. Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pengembangan psikososial secara positif. Misalnya : membiarkan anak bermain dan melengkapi alat permainan yang dibutuhkan anak.

 Pengertian Masa Kanak-Kanak Akhir
       Akhir masa kanak-kanak (late childhood) berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saat individu menjadi matang secara seksual. Permulaan masa akhirk anak-kanak ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu. Masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi kehidupan setiap anak sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku.
       Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi perubahan fisik yang menonjol dan hal ini juga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku dengan menjelang berakhirnya periode ini dan anak mempersiapkan diri, secara fisik, psikologis untuk memasuki masa remaja.
       Tibanya akhir masa kanak-kanak dapat secara tepat diketahui, tetapi orang tidak mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual -yaitu kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa remaja- timbulnya tidak selalu pada usia yang sama. Ini disebabkan perbedaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan anak perempuan.

Ciri-Ciri Akhir Masa Kanak-Kanak
a.      Label yang digunakan oleh orang tua
Bagi banyak orang tua, akhir masa kanak-kanak merupakan usia yang menyulitkan-suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya disbanding orang tua atau keluarga
b.      Label yang digunakan untuk para pendidik
Para pendidik melabelkanakhir masa kanak-kanak dengan usia sekolah dasar. Para pendidik juga memandang periode ini sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi.
c.    Label yang digunakan ahli psikologi
Bagi ahli psikologi, masa akhir kanak-kanak adalah usia berkelompok, usia penyesuaian diri, usia kreatif, serta usia bermain.

Label Perkembangan Akhir Masa Kanak-Kanak
       Untuk memperoleh tempat di dalam kelompok social, anak yang lebih besar harus menyelesaikan pelbagai tugas dalam perkembangan. Kegagalan dalam pelaksanaannya mengakibatkan pola prilaku yang tidak matang, sehingga sulit diterima oleh kelompok teman-temannya dan tidak mampu menyamai teman-teman sebayanya yang sudah menguasai tugas-tugas perkembangan tersebut.
       Penguasaan tugas –tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab orangtua seperti tahun-tahun prasekolah. Sekarang penguasaan ini juga menjadi tanggung jawab guru-guru dan sebagian kecil menjadi tanggung jawab kelompok teman-temannya.
       Kematangan seksual anak laki-laki lebih lambat dari anak perempuan, sehingga masa kanak-kanak yang dialami lebih lama.

Perkembangan Fisik Pada Akhir Masa Kanak-Kanak
a. Tinggi
Kenaikan tinggi pertahun adalah 2 sampai 3 inchi. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai tinggi badan 58 inchi dan anak laki-laki 57,5 inchi.
b. Berat
Kenaikan berat lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi, berkisar antara 3-5 pon per tahun. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai berat 88,5 pon dan anak laki-laki 85,5 pon.
c. Perbandingan tubuh
Beberapa perbandingan wajah yang kurang baik menghilang dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan merata, bibir semakin berisi, hidung menjadi lebih besar dan lebih berbentuk. Badan memanjang dan menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai memanjang, dan tangan dan kaki dengan lambat tumbuh membesar.
d. Kesederhanaan
Pebandingan tubuh yang kurang baik yang sangat mencolok pada masa akhir kanak-kanak menyebabkan meningkatnya kesederhanaan pada saat ini. Disamping itu, kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kecenderungan untuk berpakaian seperti teman-teman tanpa memperdulikan pantas tidaknya, juga menambah kesederhanaan.
e. Pebandingan otot lemak
Selama akhir masa kanak-kanak, jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot yang perkembangannya baru mulai melejit pada awal pubertas. Anak yang berbentuk endomorfik jaringan lemaknya jauh lebih banyak daripada jaringan otot sedangkan pada tubuh mesomorfik keadaanya terbalik. Pada bentuk tubuh ektomorfik tidak terdapat jaringan yang melebihi jaringan lainnya sehingga cenderung tampak kurus.
f. Gigi
Pada permulaan pubertas, umumnya seorang anak sudah mempunyai 22 buah gigi tetap. Keempat gigi terakhir, muncul selama masa remaja.

 Keterampilan Akhir Masa Kanak-Kanak
Pada permulaan akhir masa kanak-kanak, anak-anak mempunyai sejumlah besar keterampilan yang mereka pelajari selama bertahun-tahun di prasekolah. Keterampilan yang dipelajari oleh anak-anak yang lebih besar sebagian bergantung pada lingkungan, sebagian pada kesempatan untuk belajar, sebagian pada bentuk tubuh, sebagian lagi bergantung pada apa yang sedang digemari oleh teman-teman sebaya
       Keterampilan akhir masa kanak-kanak dapat dibagi kedalam 4 kategori:
a.  keterampilan menolong diri sendiri
b.  keterampilan menolong orang lain
c.  keterampilan sekolah
d.  keterampilan bermain

Kemajuan Berbicara
       Dengan meluasnya cakrawala social anak-anak, anak menemukan bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat didalam kelompok. Hal ini membuat dorongan yang kuat untuk berbicara lebih baik, dorongan untuk memperbaiki kemampuannya berbicara, dan yang lebih penting anak mengetahui bahwa inti komunikasi adalah bahwa ia mampu mengerti apa yang dikatakan oranglain.
       Bantuan untuk memperbaiki pembicaraan pada akhir masa kanak-kanak berasal dari 4 sumber. Pertama orangtua dari kelompok social ekonomi menengah ke atas merasa bahwa berbicara sangat penting sehingga mereka memacu anak-anak mereka untuk berbicara lebih baik. Kedua radio dan televisi memberikan contoh yang baik bagi pembicaraan anak-anak yang lebih besar sebagaimana halnya bagi anak-anak selama tahun-tahun prasekolah. Ketiga setelah anak belajar membaca, ia mngenambah kosakata dan terbiasa dengan bentuk kalimat yang benar. Dan keempat setelah anak mulai sekolah, kata-kata yang salah ucap dan arti-arti yang salah biasanya cepat diperbaiki oleh guru.
Bidang-bidang yang mengalami kemajuan :
1. Penambahan kosakata
Kosakata khusus pada akhir masa kanak-kanak:
                                    a.      Kosa kata etiket                                                      e. kosa kata uang
                                    b.      Kosa kata warna                                                     f. kosa kata waktu
                                    c.      Kosa kata bilangan                                                  g. kosa kata rahasia
                                   d.      Kosa kata popular dan kata-kata makian

2.  Pengucapan
3. Pembentukan kalimat
4. Kemajuan dalam pengertian
5. Isi pembicaraan
6. Banyak bicara

Pola emosi yang umum pada akhir masa kanak-kanak
Pola emosi yang umum pada akhir masa kanak-kanak sama dengan pada awal masa kanak-kanak. Perbadaannya terletak pada jenis situasi yang membangkitkan emosi dan bentuk ungkapannya.
Periode meningginya emosi
Pada akhir masa kanak-kanak, ada waktu dimana anak sering mengalami emosi yang hebat. Karena emosi cenderung kurang menyenangkan, maka dalam periode ini meningginya emosi menjadi periode ketidakseimbangan, yaitu saat dimana anak menjadi sulit dihadapi. Meningkatnya emosi pada akhir masa kanak-kanak dapat disebabkan karena keadaan fisik atau lingkungan. Keadaan lingkungan yang menyebabkan meningginya emosi juga beragam dan serius. Namun pada umumnya akhir masa kanak-kanak merupakan periode yang relative tenang yang berlangsung sampai mulainya masa puber.

Pengelompokan Sosial Dan Prilaku Sosial Pada Akhir Masa Kanak-Kanak
Akhir masa kanak-kanak sering disebut sebagai usia berkelompok karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktifitas teman-teman dan meningkatnya keinginanyang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok.
1.      Ciri-ciri geng anak-anak
·         Geng anak merupakan kelompok bermain
·         Untuk menjadi anggota geng, anak harus di ajak
·         Anggota geng terdiri dari jenis kelamin yang sama
·         Pada mulanya anggota geng terdiri dari 3 atau 4 orang, tetapi jumlah ini meningkat dengan bertambah besarnya anak
·         Geng anak laki-laki sering terlibat dalam prilaku social buruk daripada anak perempuan
·         Geng mempunyai pusat tempat pertemuan
·         Pemimpin geng mewakili ideal kelompok dan hamper dalam segala hal lebih unggul daripada anggota yang lain
2.      Efek dari keanggotaan kelompok
Keangggotaan berkelompok dapat manimbulkan akibat tyang kurang baik pada anak-anak, diantaranya ada empat dampak yang ditimbulkan:
·         Menjadi anggota geng sering kali menimbulkan pertentanngan dengan orang tua dan penolakan terhadap standar orangtua
·         Pemusnahan antara anak laki-laki dan anak perempuan semakin meluas
·         Kecenderungan anak yang lebih tua untuk mengembangkan prasangka terhadap anak yang berbeda
·         Cara anak memperlakukan anak-anak yang bukan anggota geng
3.      Teman pada masa akhir kanak-kanak
        Banyak faktor yang menentukan pemilihan teman. Biasanya yang dipilih adalah yang dianggap serupa dengan dirinya dan memenuhi kebutuhan. Karena daya tarik fisik mempengaruhi kesan pertama, anak cenderung memilih mereka yang berpenampilan menarik menjadi teman bermain dan sebagai teman baik.
Keakraban disekolah atau dilingkungan tetangga adalah penting penting Karena untuk memilih teman-teman lingkungan anak-anak terbatas pada daerah relative sempit. Dan yang biasa dipilih adalah teman sejenis daripada lawan jenis. Sifat-sifat kepribadian penting dalam memilih teman, apakah sebagai teman bermain ataupun sebagai teman baik. Anak yang lebih besar memberi nilai tinggi pada kegembiraan, keramahan, kerjasama, kebaikan hati, kejujuran, kemurahan hati, bahkan keramahan dan sportivitas, pada teman bermain maupun teman baik. Menjelang masa kanak-kanak berakhir, anak lebih menyukai teman dan latar belakang social ekonomi, ras dan agama yang sama, khususnya sebagai teman baik.
4.      Status sosiometris
Sebelum masa kanak-kanak berakhir, sebagian besar anak-anak tidak hanya menyadari status sosiometris mereka, yaitu status yang mereka senangi pada kelompok social, tetapi juga status sosiometris dari teman-teman sebaya mereka.
Tingkat penerimaan yang digemari anak digemari anak dipengaruhi oleh metode pelatihan anak yang digunakan oleh orangtua. Keterampilan dan kompetensi social juga mempengaruhi status sosiometris anak. Sekali status sosiometris didalam kelompok telah terbentuk, ,maka hal ini cenderung tetap.
5.      Pemimpin pada akhir masa kanak-kanak
Anak yang dipilih oleh teman-temannya untuk berperan sebagai pemimpin pada akhir masa kanak-kanak, mendekati ideal di kelompok. Ia tidak hanya disukai oleh sebagian besar anggota kelompok, tetapi juga memiliki cirri-ciri yang mudah dikagumi.

 Minat Dan Kegiatan Bermain Pada Akhir Masa Kanak-Kanak
       Selama akhir kanak-kanak baik anak laki-laki maupun perempuan sangat sadar akan kesesuain jenis permainan dengan kelompok seksnya. Oleh karena itu, ia menghindari kegiatan bermain yang di anggap tidak sesuai untuk kelompok seksnya, tanpa memperhatikan kesenangan pribadi.
       Anak cerdas, terutama bila bertambah besar, lebih banyak bermain sendiri, daripada bermain yang bersifat social dan hanya sedikit mengikuti kegiatan yang melibatkan permainan fisik yang berat daripada anak yang tidak terlampau cerdas. Jenis lingkungan dimana anak hidup juga menentukan ada tidaknya kesempatan untuk bermain.
       Terlepas dari perbedaan ini, bagi sebagian besar anak bermain menjadi kurang aktif dengan berjalannya masa kanak-kanak, dan hiburab-hiburan seperti televisi, radio, film, dan bacaan semakin bertambah popular. Perubahan ini sebagian disebabakan bertambahnya pekerjaan rumah dan sebagian lagi disebabkan bertambah bertambah banyaknya tugas-tugas di rumah.
a. Bermain konstruktif
Membuat sesuatu hanya untuk bersenang-senang saja, tanpa memikirkan manfaatnya merupakan bentuk permainan yang popular diantara anak laki-laki, sedangakan anak perempuan lebih menyukai jenis konstruktif yang lebih halus seperti menjahit, menggambar, melukis, membentuk tanah liat dan membuat perhiasan.
b. Menjelajah
Seperti anak yang lebih muda, anak yang lebih besar senang memuaskan keingintahuan tentang hal-hal baru yang berbeda dengan menjelajahinya. Tetapi berbeda dengan anak yang lebih muda, anak yang lebih besar tidak puas dengan menjelajah mainan dan benda-benda disekitar lingkungannya. Anak-anak ingin menjelajah lebih jauh dari lingkungan rumah dan lingkungan tetangga dan menjelajah daerah-daerah baru.
c. Mengumpulkan
Mengumpulkan sebagai suatu bentuk bermain, meningkat dengan berjalannya masa kanak-kanak, karena kegiatan mengumpulkan berfungsi sebagai sumber iri hati dan gengsi diantara teman-teman dan juga memberikan kesenangan bagi kolektor.
d. Permainan dan olahraga
Anak yang lebih besar tidak puas lagi memainkan jenis permainan yang sederhana dan tidak terdiferensiasi, yang merupakan permainan awal masa kanak-kanak. Ia ingin memainkan permainan anak yang lebih besar, seperti bola basket, sepak bola, baseball dan hockey. Pada anak berusia sepuluh tahun, permainannya terutama bersifat persaingan, dengan pokok perhatian pada keterampilan dan keunggulan dan tidak semata mata pada kegembiraan.
e. Hiburan
Beberapa hiburan yang digemari pada akhir masa kanak-kanak diantaranya membaca, buku komik, film, radio dan televisi, melamun dan berkhayal.

 Peningkatan Dalam Pengertian
       Dengan masuk sekolah, dunia dan minat anak-anak bertambah luas. Dan dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan benda-benda yang sebelumnya kurang atau tidak berarti. Anak-anak sekarang memasuki apa yang oleh piaget disebut sebagai “tahap operasi konkret” dalam berpikir, suatu masa dimana konsep yang samar-samar dan tidak jelas sekarang menjadi konkret dan tentu.

Sikap Dan Perilaku Moral
       Apabila awal masa kanak-kanak akan berakhir, konsep moral anak tidak lagi sesempit dan sekhusus sebelumnya.
       Menurut Piaget, anatara usia lima dan dua belas tahun konsep anak mengenai keadilan sudah berubah. Pengertian yang kaku dank eras tentang benar dan salah, yang dipelajari dari orangtua, menjadi berubah dan anak mulai memperhitungkan keadaan-keadaan khusus di sekitar pelanggaran moral. Misalnya, bagi anak usia lima tahun, berbohong selalu buruk, sedangkan anak yang lebih besar sadar bahwa dalam beberapa situasi, berbohong dibenarkan, dan oleh karena itu, berbohong tidak selalu buruk.
       Kohlberg memperluas teori Piaget dan menamakan tingkat kedua dari perkembangan moral akhir masa kanak-kanak sebagai tingkat moralitas konvensional atau moralitas dari aturan-aturan dan penyesuaian konvensional. Dalam tahap pertama dari tingkat ini yang oleh Kohlberg disebutkan moralitas anak baik, anak mengikuti peraturan untuk mengambil hati orang lain dan untuk mempertahankan hubungan-hubungan yang baik. Dalam tahap kedua, Kohlberg mengatakan bahwa kalu kelompok social menerima peraturan-peraturan yang sesuai bagi semua anggota kelompok, ia harus menyesuaikan diri dengan peraturan untuk menghindari penolakan kelompok dan celaan.
a. Perkembangan Kode Moral
   Pada masa akhir kanak-kanak seperti halnya awal masa remaja, kode moral sangat dipengaruhi oleh standar moral dari kelompok dimana anak mengidentifikasikan diri. Ini tidak berarti bahwa anak meninggalkan kode moral keluarga untuk mengikuti kode kelompok tempat ia bergabung. Hal ini berarti, jika anak harus memilih, anak akan mengikuti standar-standar geng selama mereka bersama dengan geng sebagai sarana untuk mempertahankan statusnya dalam geng.
       Ketika anak mencapai akhir masa kanak-kanak, kode moral berangsur-angsur memndekati kode moral dewasa. Dilaporkan bahwa anak yang mempunyai IQ tinggi cenderung lebih matang dalam penilaian moral daripada anak yang tingkat kecerdasannya lebih rendah, dan anak perempuan cenderung membentuk penilaian moral yang lebih matang daripada anak laki-laki.
b. Perkembangan Suara Hati
            Jenis disiplin biasanya juga memainkan peran yang penting dalam perkembangan suara hati. Istilah suara hati berarti suatu reaksi khawatir yang terkondisi terhadap situasi dan tindakan tertentu yang telah dilakukan dengan jalan menghubungkan perbuatan tertentu dengan hukuman. Suara hati merupakan “polisi yang diinternalisasikan,” yang mendorong anak untuk melakukan yang benar dan menghindari hukuman. Rasa bersalah merupakan penilain diri negative yang terjadi bila individu mengakui bahwa perilakunya bertentangan nilai moral tertentu yang wajib diikuti. Dan rasa malu adalah reaksi emosioanl yang tidak menyenangkan dari individu terhadap penilaian negative orang lain, baik yang merupakan dugaan maupun ang benar-benar yang terjadi, yang mengakibatkan individu mencela diri sendiri berhadapan dengan kelompok.
c.  Pelanggaran Hukum Pada Masa Akhir Kanak-Kanak
            Seperti halnya dengan anak yang lebih kecil, beberapa pelanggaran ringan oleh anak yang lebih besar disebabkan oleh ketidaktahuan akan apa yang diharapkan dari padanya atau karena salah mengerti peraturan. Namun sebagian besar pelanggaran hokum merupakan akibat dari ikut sertanya anakdalam perbuatan geng yang salah. Untuk mempertahankan kedudukannya di dalam kelompok, anak sadar bahwa ia harus berbuat sesuai dengan yang dilakukan gengnya tanpa mempertimbangkan pandangannya terhada perilaku tesebut.

Di rumah, di sekolah, dan di lingkungan tetangga, anak laki-laki lebih sering           melanggar pertauran daripada anak perempuan. Perbedaan ini disebabkan oleh dua          hal:
1. Anak laki-laki diberi kebebasan lebih banyak daripada anak perempuan dan tidak sering dihukum atas pelanggaran yang ia lakukan karena adanya anggapan bahwa “anak laik-laki memang begitu”.
2. Anak laki-laki merasa bahwa ia harus menentang peraturan untuk menunjukkan kejantanannya dan dengan demikian memperoleh dukungan teman-teman.
            Pelanggaran pada akhir masa kanak-kanak bergantung pada peraturan-peraturan yang dilanggar. Karena peraturan di rumah berbeda dengan peraturan di sekolah. Beberapa pelanggaran akhir masa kanak-kanak yang paling sering dilaporkan seperti berikut ini :

Pelanggaran Yang Umum Pada Akhir Masa Kanak-Kanak :
Di rumah
·         Berkelahi dengan saudara-saudara
·         Merusak milik saudaranya
·         Bersikap kasar kepada saudara yang dewasa
·         Malas melakukan kegiata rutin
·         Melalaikan tanggung jawab
·         Berbohong tidak berterus terang
·         Mencuri milik saudaranya
·         Sengaja menumpahkan sesuatu
Di sekolah
·         Mencuri
·         Menipu
·         Berbohong
·         Menggunakan kata-kata yang kasar dan kotor
·         Merusak milik sekolah
·         Membolos
·         Mengganggu anak-anak lain dengan mengejek, menggerak dan menciptakan  gangguan
·         Membaca komik atau mengunyah permen karet selama pelajaran berlangsung
·         Berbisik-bisik, melucu, atau berbuat gaduh di kelas
·         Berkelahi dengan teman sekelas
·         Minum obat-obatna terlarang, terutama marijuana di pekarangan sekolah
d.  Peranan Disiplin Dalam Perkembangan Moral
Disiplin berperan penting dalam perkembangan kode moral. Meskipun anak memerlukan disiplin, tetapi disiplin merupakan masalah yang serius bagi anak yang lebih besar. Penggunaan secara berlanjutan teknik-teknik disiplin yang ternyata efektif ketika anak masih kecil, cenderung menyebabkan kebencian pada anak yang lebih besar. Jika disiplin dibutuhkan dalam perkembangan anak.

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

         Pemeriksaan fisik  atau pemeriksaan klinis  adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan ...