Kamis, 05 April 2018

Pelayanan Kolaborasi


Pelayanan kolaborasi

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
Layanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi lahir dengan resiko tinggidan memberikan pertolonganpertama sesuai prioritas. Contoh pelayanan kebidanan kolaborasi adalah ibu hamil yang di sertai komplikasi hipertensi.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuia kewenangan yang diberikan dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualiatas, bahagia dan sejahtera. Pada pelayanan kebidanan terdapat tiga macam pelayanan kebidanan yaitu pelayanan kebidanan pelayanan bidan tugas mandiri, pelayanan kebidanan kolaborasi, dan pelayanan kebidanan rujukan. Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan judul “Pelayanan Kolaborasi”.

B.   Rumusan Masalah
1.      Apa definisi pelayanan kebidanan?
2.      Apa yang dimaksud pelayanan kolaborasi?

C.   Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi pelayanan kebidanan.
2.      Untuk mengetahui arti pelayanan kolaborasi.



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan,persalinan,nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, termasuk kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan Kebidanan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yg diberikan oleh bidan yg telah terdaftar (teregister) yg dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan. (Dra.Hj. Suryani soepardan, Dipl.M,MM, 2008 : 4-5)
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan dengan tujuan meningkatkan KIA dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Pada pelayanan kebidanan terdapat tiga macam pelayanan kebidanan yaitu pelayanan kebidanan pelayanan bidan tugas mandiri, pelayanan kebidanan kolaborasi, dan pelayanan kebidanan rujukan.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah masyarakat khususnya perempuan yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Upaya promotif meliputi meningkatkan kesadaran individu, keluarga dan masyarakat untuk berprilaku hidup sehat, meningkatkan proporsi keluarga yang memiliki akses terhadap sanitasi dan air bersih dan melakukan upaya penyuluhan kesehatan baik dengan menggunakan media ataupun langsung kepada masyarakat.
Upaya preventif meliputi meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, melakukan kunjungan antenatal secara rutin, mengkonsumsi makanan gizi seimbang, meningkatkan cakupan imunisasi dasar, meningkatkan pertolongan persalinan yang aman dan bersih, meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan sebagainya.
Upaya Kuratif meliputi meningkatkan sistem rujukan dan kolaborasi yang berkesinambungan, melakukan perawatan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab.
Upaya Rehabilitatif meliputi pasien penderita lumpuh melakukan rehabilitasi dengan mengikuti fisioterapi, pasien pasca operasi gangguan reproduksi (kanker rahim, kista, dll).




B.   Pelayanan Kolaborasi
Kolaborasi adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab (kerjasama) dengan rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada pasien. Dalam praktiknya, kolaborasi dilakukan dengan mendiskusikan diagnosis pasien serta bekerjasama dalam penatalaksanaan dan pemberian asuhan. Masing-masing tenaga kesehatan dapat saling berkonsultasi dengan tatap muka langsung atau melalui alat komunikasi lainnya dan tidak perlu hadir ketika tindakan dilakukan. Petugas kesehatan yang ditugaskan menangani pasien bertanggung jawab terhadap keseluruhan penatalaksanaan asuhan.
Pelayanan kebidanan kolaborasi adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya di lakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan. Tujuan pelayanan ini adalah berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan berkualitas sesuai ruang lingkup masing-masing.
Elemen kolaborasi mencakup :
1. Harus melibatkan tenaga ahli dengan keahlian yang berbeda, yang dapat bekerjasama secara timbal balik dengan baik.
2. Anggota kelompok harus bersikap tegas dan mau bekerjasama.
3. Kelompok harus memberi pelayanan yang keunikannya dihasilkan dari kombinasi pandangan dan keahlian yang di berikan oleh setiap anggota tim tersebut.
Pelayanan Kolaborasi /kerjasama terdiri dari:
1.      Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2.      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3.      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
4.      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
5.      Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
6.      Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.



Contoh kasus  
1.         Kolaborasi bidan dengan ahli gizi
Ny. T datang ke bidan A untuk konsultasi tentang keadaannya yang masih dalam masa nifas. Ternyata setelah diperiksa, status gizi Ny. T buruk dan Ny. T mengalami anemia berat.  untuk menangani hal itu, bidan A berkolaborasi dengan ahli gizi dalam upaya perbaikan status gizi Ny. T yang mengalami gizi buruk dan anemia berat.
2.         Kolaborasi bidan dengan Psikolog
Anak Ny. W meninggal satu minggu yang lalu, akibat hal itu Ny. W mengalami depresi. Untuk menangani depresi Ny. W yang kehilangan anaknya, bidan A berkolaborasi dengan psikolog.

a.       Perkembangan Proses Kolaborasi
      Pada awalnya, praktik kolaborasi menggunakan model hierarki yang menekankan komunikasi satu arah, kontak terbatas antara pasien dan dokter, dan menempatkan dokter sebagai tokoh yang dominan.
      Pola tersebut berkembang menjadi  model praktik kolaborasi yang menekankan komunikasi dua arah, tetapi tetap menempatkan dokter pada posisi utama dan membatasi hubungan antara dokter dan pasien.
      Pola yang ketiga lebih berpusat pada pasien. Sesama pemberi pelayanan harus dapat bekerja sama, begitu juga dengan pasien. Model ini berbentuk melingkar. Menekankan kontinuitas dan kondisi timbal balik satu sama lain. Tidak ada satu pemberi pelayanan yang mendominasi secara terus menerus.
b.      Kolaborasi Dalam Praktik Kebidanan
      Dalam praktik pelayanan kebidanan, layanan kolaborasi adalah asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua pemberi pelayanan yang terlibat. Misalnya: bidan, dokter, dan atau tenaga kesehatan profesional lainnya. Bidan merupakan anggota tim.
      Bidan meyakini bahwa dalam memberi asuhan harus tetap menjaga, mendukung, dan menghargai proses fisiologis manusia. Intervensi dan penggunaan teknologi dalam asuhan hanya atas indikasi. Rujukan yang efektif dilakukan untuk menjamin kesejahteraan ibu dan bayinya. Bidan adalah praktisi yang mandiri. Bidan bekerja sama mengembangkan kemitraan dengan anggota dan kesehatan lainnya. Dalam melaksanakan tugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi, dan perujukan sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan, dan kemampuannya.

Contoh kasus  : Ibu hamil yang sudah waktunya melahirkan, dan dibawa ke Bidan. Tapi setellah melahirkan ternyata Ibu  mengalami perdarahan dan terjadi resiko bayi apeksi. Dalam hal ini, Bidan tidak bisa menanganinya sendiri dan harus membentuk team dengan Bidan yang lain. Agar kedua nyawa(Ibu dan Bayi) dapat tertolong, maka Tim Bidan membagi tugas dalam menangani kasus tersebut.Tanggungjawab Kebidanan Kolaborasi :
• Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi. 
• Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien/keluarga 
• Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas. 
• Memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Bru Lahir (BBL) 
• Memberikan asuhan kebidanan pada balita




















BAB III
PENUTUP

A.          Kesimpulan
    Kolaborasi adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab (kerjasama) dengan rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada pasien. Dalam praktiknya, kolaborasi dilakukan dengan mendiskusikan diagnosis pasien serta bekerjasama dalam penatalaksanaan dan pemberian asuhan. Masing-masing tenaga kesehatan dapat saling berkonsultasi dengan tatap muka langsung atau melalui alat komunikasi lainnya dan tidak perlu hadir ketika tindakan dilakukan. Petugas kesehatan yang ditugaskan menangani pasien bertanggung jawab terhadap keseluruhan penatalaksanaan asuhan.
     Dalam praktik pelayanan kebidanan, layanan kolaborasi adalah asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua pemberi pelayanan yang terlibat. Misalnya: bidan, dokter, dan atau tenaga kesehatan profesional lainnya. Bidan merupakan anggota tim.

B.     Saran
Sebaiknya bidan melakukan kolaborasi dengan sesama bidan atau dengan tenaga kesehatan lainnya jika menemukan pasien yang membutuhkan penanganan yang tidak bisa ditangani bidan sendiri tapi juga memerlukan bantuan tenaga kesehatan lain.












DAFTAR PUSTAKA

Sofyan, Mustika. 2003. Bidan Menyongsong Masa Depan; 50 tahun Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta: PP IBI
Soepardan, Suryani. 2005. Konsep Kebidanan. Jakarta:EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

         Pemeriksaan fisik  atau pemeriksaan klinis  adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan ...