MAKALAH KONSEP KEBIDANAN
Teori kebidanan menurut Ella Joy Lehrman
Disusun Oleh :
1. Dewi nurinda 17150047
2. Ratna indah sari 17150054
3. Gita tilana 17150059
4. Winada 17150066
5. Puspita sari 17150071
6. Denil chintya 17150078
Kelas A.14.2
DIII - KEBIDANAN FAKULATAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2017/2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
I
A. PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
B. LATAR BELAKANG..............................................................................................................3
C. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................4
II
A. TEORI KEBIDANAN MENURUT ELA JOR LERHMAN DAN MORTEN.....................5
B. PENERAPAN PELAYANAN ANTENATAL ATAU PEMBERIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
III
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................9
B. SARAN.......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................10
I
A. PENDAHULUAN
Sejarah menunjukan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Profesi ini telah mendudukan peran dan posisi seorang bidanmenjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang diembannya sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman prasejarah dalam naskah kuno telah tercatat bidan dari Mesir (Siprah dan Poah) yang berani mengambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yag diperintahkan Fraun untuk dibunuh. Mereka sudah menunjukan sikap moral yang tinggi dan memebela yang lemah. Seiring dengan berjalannya waktu, dalam pelayanan kebidanan terjadi pula perkembangan dalam bentuk-bentuk model kebidanan di Indonesia. Model teori kebidanan Indonesia diadopsi dari teori yang bersumber dari masyarakat dan beberapa model negara dengan didasarkan dari teori yang telah ada.
Teori adalah ide yang direncanakan dalam pikiran dan dituangkan kedalam gambaran berupa objek tentang suatu kejadian atau objek yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomana sosial yang menarik perhatiannya. Teori berfungsi sebagai jalur logika atau penalaran yang digunakan oleh peneliti untuk menerangkan hubungan pengaruh antar fenomena yang dikaji.
Dalam lingkup dunia kebidanan dikenal berbagai teori-teori yang mendasari praktek para bidan-bidan tersebut. Uraian teori kebidanan yang diutarakan oleh empat orang perawat kebidanan dan seorang bidan yang menjadi landasan utama dalam praktik bidan masa kini.
Salah satunya adalah Joy Lehrman yang akan kami bahas dalam makalah ini.
B. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 307 per 100.000 dibandingkan dengan angka kematian ibu di negara maju yang berkisar 10 per 100.000 kelahiran hidup.
Faktor penyebab tinggi angka kematian tersebut antaralain perdarahan, eklamsi, aborsi tidak aman, trauma kehamilan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, dan eklamsi. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, kurang energi, dan keadaan 4 terlalu (terlalu muda, tua, sering, dan banyak). Kematian ibu juga diwarnai oleh hal-hal nonteknis yang masuk kategori mendasar, seperti ketidakberdayaan dan taraf pendidikan yang rendah.
Banyak kematian ibu dapat dicegah dan diturunkan, misalnya kematian akibat perdarahan dengan perssalinan cepat dan tepat dan dengan ditolong oleh tenaga-tenaga kesehatan yang terlatih dan terdidik.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pada makalah ini kami akan membahas kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan (pelayanan antenatal) Menurut Teori Ela Joy Lehrman pada Ibu A”
C. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana teori kebidanan menurut Ela Joy Lehrman
b. Bagaimana penerapan atau asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu.
II
PEMBAHASAN
A. TEORI KEBIDANAN MENURUT ELA JOR LERHMAN DAN MORTEN
Dalam teori ini Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan.
Lehrman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :
1. Asuhan yang berkesinambungan
Seorang bidan harus memeberikan asuhan kepada wanita secara terus-menerus mulai dari awal kehamilan, persalinan, nifas dan post artum agar klien dapat melewati masa-masa ini dengan baik.
2. Keluarga sebagai pusat asuhan
Keluarga adalah salah satu pusat asuhan yang sangat penting karena keluarga adalah orang terdekat klien yang dapat memantau kien secara terus menerus, sehingga dalam hal ini seorang bidan harus mempunyai komunikasi yang baik dengan keluarga terutama memeberikan asuhan-asuhan yang dapat membantu sang ibu menjalani asuhan-asuhan tersebut di rumah pada saat sang bidan tidak dapat memantau seara langsung, keluargalah yang berperan.
3. Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
Memberikan informasi kepada klien adalah salah satu bentuk asuhan yang sangat penting. Selain itu, konseling juga merupakan bagian yang sangat penting dalam pemberian asuhan kepada klien. Konseling bertujuan agar bidan dan klien dapat memahami satu sama lain, sehingga bidan dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
4. Tidak ada intervensi dalam asuhan
Artinya dalam pelayanan atau memberi asuhan, pelayan kesehatan tidak memberikan asuhan yang tidak seharusnya. Maka dalam hal ini sang bidan harus mulai menganalisa, mengkaji dan memebrikan asuhan yang sesuai.
5. Fleksibilitas dalam asuhan
Penerapnnya adalah seorang bidan dalam melakukan praktiknya tidak boleh kaku saat melakukan tindakan atau pada saat memeberikan asuhan, agar pasien merasa nyaman dengan tindakan yang bidan lakukan.
6. Keterlibatan dalam asuhan
Dalam memebrikan asuhan, seorang pelayan kesehatan atau bidan harus ikut berpatisipasi atau terlibat dalam melaksanankan asuhan. Contohnya dengan membantu sang ibu untuk memberi nutrisi yang baik untuk janin dengan memebrikan beberapa makanan bergizi atau bisa juga dengan membantu sang ibu memandikan bayi. Intinya adalah pelayan kesehatan atau bidan tidak hanya menyampaikan teori-teori saja tapi juga harus terlibat dalam praktik asuhan tersebut.
7. Advokasi dari pelayanan kebidanan
Tenaga kesehatan menerapkan teori ini dengan selalu memeberikan inform consent atau oersetujuan sebelum melakukan tindakan kepada klien sehingga ada persetujuan dari kedua belah pihak
8. Waktu
Seorang bidan yang profesional akan selalu memberikan pelayanan atau asuhan tanpa mengenal waktu dan bidan tersebut mampu meyelesaikan asuhannya sesuai dengan batas waktu atau tepat waktu agar asuhan-asuhan yang diberikan tidak tertunda-tunda.
Asuhan Partisipatif
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi dan perencanaan pasien klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palpasi; klien akan melakukan palpasi pada tempat tertentu atau ikut mendengarkan denyut jantung.
Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut kemudian diuji cobakan oleh Morten pada pasien postpartum.
Dari hasil penerapan tersebut Morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu
§ Tehnik terapeutik
§ Pemberdayaan
§ Hubungan sesama
Tehnik Terapeutik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan, misalnya : mendengar aktif, mengkaji, mengklarifikasi, sikap yang tidak menuduh, pengakuan, fasilitas, pemberian ijin.
Empowerment (pemberdayaan)
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan bidan melalui penampilan dan pendekatan akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai dan memberi dukungan.
Lateral Relationship (hubungan sesama)
Menjalin hubungan yang baik terhadap klien bersikap terbuka, sejalan dengan klien, sehingga antara bidan dan kliennya nampak akrab, misalnya sikap empati atau berbagi pengalaman
B. PENERAPAN PELAYANAN ANTENATAL ATAU PEMBERIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU A
1. KEHAMILAN
Masa kemahilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dhitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional ibu serta perubahan sosial dalam keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilakn kelahiran bayi sehat, cukup bulan, melalui jalan lahir (normal), namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kelahiran normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa drinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.
Tujuan asuhan antenatal adalah :
· Memperhatiakan perkembangan kemhamilan demi kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
· Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi.
· Mengenali sejak dini ketidaknormalan atau komplikasi yang terjadi pada kehamilan ibu.
· Mempersiapkan proses persalinan yang cukup bulan, normal dan keselamatan ibu dan bayi.
· Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan ibu dapat memberikan ASI eklusif.
· Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar bayi dapat tumbuh secara normal.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa kehamilan ibu A adalah :
1. Mengumpulkan data-data dari ibu A, seperti :
· Biodata
· Riwayat kehamilan
· Riwayat kebidanan
· Riwayat kesehatan dahulu dan sekarang
· Riwayat sosial ekonomi
2. Melakukan pemeriksaan fisik, contohnya :
· Tekanan darah
· Denyut jantung ibu A
· Gerakan janin
3. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan darurat, seperti :
· Mempersiapkan pertolongan dan tempat kelahiran serta keuangan untuk persiapan persalinan.
· Mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi seperti, tempat dan transportasi ke tempat rujukan, mempersiapkan donor darah, finansial, dan memilih pembuat keputusan jika pihak pertama tidak ada ditempat.
4. Memberi konseling pada ibu A tentang gizi, perubahan fisiologi, menginformasikan pada ibu A untuk mencari pertolongan segera pada saat mendapati tanda-tanda bahaya, merencanakan dan mempersiapakn kelahiran yang bersih dan aman di rumah, menjaga kebersihan diri.
2. PERSALINAN
Persalian adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan yang normal adalah jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya penyulit.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa persalinan ibu A adalah :
1. Membantu ibu dalam persalinan jika ibu terlihat gelisah
2. Memberi dukungan emosional pada ibu.
3. Memberikan informasi atas kemajuan persalinannya.
4. Memeberikan perhatian yang lebih kepada ibu.
5. Menyarankan ibu untuk sering berjalan.
6. Melibatkan suami atau ibunya untuk memberi semangat sang ibu.
7. Mengajarkan teknik bernafas.
8. Memberi minum yang cukup kepada ibu agar kebutuhan energinya tercukupi dan mencegah dehidrasi.
9. Bidan harus melakukan pemantauan sesering mungkin hingga bayi dilahirkan.
3. MASA NIFAS
Masa nifas dimulai beberapa jam setelah lahirnya janin dan mencakup 6 minggu berikutnya.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa nifas kepada ibu A adalah :
1. Membersihkan bayi yang sudah dilahirkan.
2. Mendekatkan bayi kepada ibu A.
3. Menganjurkan ibu A untuk memeberi ASI awal kepada bayinya.
4. Memastikan ibu A mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
5. Memastikan ibu A dapat menyusui bayinya dengan baik.
6. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
7. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau bayinya.
8. Memberikan konseling untuk KB
9. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri
III
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan kasus ibu A diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan kebidanan antenatal pada ibu A harus diberikan sesuai dengan prosedur masing-masing tahap (kehamilan, persalinan dan nifas) dengan melibatkan keluarga dan masyarakat. Sehingga asuhan yang diberikan benar dan bermanfaat.
B. SARAN
Meskipun Makalah ini telah rampung mulai dari bab pertama hingga bab terakhir, tapi penulis yakin masih banyak pembahasan yang belum terurai secara sempurna, maka dari itu penulis berharap rekan-rekan mahasiswa bisa memanfaatkan makalah ini sebagai bahan pijakan untuk diskusi demi melengkapi referensi pengetahuan tentang Kebidanan dan segala aspek yang berhubungan dengannya.
DAFTAR PUSTAKA
Yulifah Rita, Surachmindari. 2013.Konsep Kebidanan Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:Salemba Medika.
Asrinah,dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Estiwidani Dwana,dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya.
Mufdlilah,dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:Medical Book.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar